Skip to Content

penjara waktu

Foto winda efanur fs
  1.         I.            Keping  Waktu

 

Rintihan kelam kembali membawaku berlari di tengah persimpangan waktu yang bersembunyi ketika menangis di sudut hatimu. Suatu jeda yang cukup membuat ku menggigil  separuh malam. Kata-kata telah berantakan. Di sudut hatimu, dilema membuncah kepingan  ego yang  kalah  kau  adu dengan  simpul senyuman.

Ingin ku pilih ruangku, berdiam berteman bayang mu. Lagi, di sudut hatimu ku nanti sepimu, yang kembali mengajak ku berlari  meski  waktu membeda.

Sejenak ku hitung jejak seberapa lama mimpiku kau ciumi, membahasakan sinar mentari yang berjatuhan menerpa

 sisa waktu.

 

  1.     II.            Masih  Melupa

Masih aku ingat seutas senyum yang kau ajarkan padaku, kini menguap biru terkulum lorong kecil

lekat,

yang  ku ulur membelah jembatan kota

masih aku ingat seuntai  kata yang  kau ajarkan  padaku , kini  membisu  tertelan  air mata

            keruh,

            yang ku jejal memungut rasa iba

masih melupa, langkah-langkah peri manja yang kau sematkan, kini menahan  jejak  patah

kuasa,

yang  merobek kokohnya  hidup sarang lebah

apakah kau lupa?  aku masih pagi untuk mengeja

 

Patimuan, Cilacap 7 Juni 2012

 

Komentar

Foto Omahasu

Pangeran Kata

Pangeran Kata suka puisi 'penjara waktu' ini yang gayanya condong ke arah prosa liris. Terutama Pangeran Kata suka bagian yang 'Masih Melupa'. Simbolisme dalam diksinya sederhana tapi kena, dan juga lebih padat (meminjam istilahnya Pak Edi Sst). Salam kenal dan terus berkarya.

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler