I
Mozaik perempuan
Biru, gigil oleh rindu
hingga mati syaraf matanya
BUTA
tak melihat aku yang tergugu
bisu
Tanpa malu membacakan hasratnya pada pria
Pria, yang ditangannya tergenggam jantungku
Zuhur melambai
tak ada rintik
Aku lupa nada dasar lagu itu, yang biasa mengiringi tariku dalam badai
Sepi
Januari dua
dadaku lebam
II
Jeda paragraf Maghrib dan Isya
Sajak Januari
Pena bertinta air mata
Ada ngilu bertalu
Kukira-kira tegarku
antara angan, ingin, dan kemampuan
Meraba sketsa rindu
:masih kamu
menekan nyeri, aku tertawa demi menghantar tenang ke pangkuanmu
Setelah ini, Li, siapa lagi yang menginginkanmu kembali
Dulu-mu mengiris nadi
Januari baru bermula dua
bergulir kaca memecah retina
Tak terhenti
Meski kuusap berkali
Cilacap. 2013
Komentar
Tulis komentar baru