Permisi Tuhan, Izinkan Aku Menangis
Mulut terkunci rapat
Mata memandang secercah kilat
Dada membuncah naik turun bak tersesat
Kaki terkunci rapat
Rasa ngilu di sela jari
Tembus ke hati
Air hangat bergulir lagi
di pipi
Itu dulu!
Nafas memburu
Kalimat berhamburan bak peluru
Menembus timpani yang hadir atau tak sengaja mampir
Memukau hati siapapun bagai sihir...
Lalu tersekat
Suara serak
Berganti menjadi bisu yang ambigu
Berderai air mata itu
Itupun dulu!
Lagu "Ambyar" yang populer kini
Rupanya meracuni diri
Tak heran karena artinya ku pahami
Itu bahasaku sehari-hari
Saat ini... tak ada siluet tajam yang lahir dari sanubari
Tak ada rasa perih
Tak ada impuls emosi
Tak ada lagi
Aku rindu, Tuhan
Getaran menjalar yang menyulap mataku melotot
Yang menggerakkan tangan untuk melempar semua benda tak berotot
Yang menggaungkan irama nyanyiku jadi histeris
Aku ingin menangis
Aku beku
Tak ada yang benar-benar kurasakan
sebagai ungkapan perasaan
Permisi Tuhan,
Jangan biarkan ku tak berperasaan
Jambi#020420
Komentar
Tulis komentar baru