ada saat kupilih terang
karena takut terantuk dalam gelap
tersesat di jalan bukit
lubang ranjau yang mematikan semangat
menghargai hidup
mengurai kata sempit menyentak
tak membuat keningmu berkerut
terlukis nyata di pelupuk mata
satu nafas dengan realita
ada saat kupilih gelap
karena sepi dukaku sendiri
mencari jejak makna
dibalik misteri langit berlapis
dipekat kedalaman bumi dan laut
yang jauh tak terjangkau
rahasia batin siapa yang tahu
sejauh mana kita menyentuh rasa
karena kata tak berkasta
ia cuma isyarat untuk saling mengerti
terkadang aku tergiur di derasnya arus
terpana nafas gelombang
yang tak kenal berhenti
membanting diri
kedinding hati
kata tidak harus bicara sendiri
walau sekarat menjelang maut
yang terucap tak lagi kau mengerti
di ruang kosong, gelap dan hampa
tidak juga bicara kepada batu
kepada tembok tebal yang pongah
dan tak ingin disentuh
maka berhangatlah dengan cerita usang
dilanjutkan tampa bosan
di ruang lapang tampa terusik
oleh waktu yang tersayat
berintim dengan jiwa-jiwa yang hidup
yang lelah
yang teriris sembilu derita
Komentar
Tulis komentar baru