PINGGIR JALAN “BONGKARAN”
Oleh: Emil. E. Elip
Sehabis ngos-ngosan dia selalu duduk
di remang pinggir jalan dekat penjual bakmi
Dipandanginya pasangan-pasangan lalu lalang
bersama anak-anak mereka
Dan tentang semacam itu
dia terawangkan mimpi…..
Malam kemarin dan kemarinnya lagi
Malam berikut dan berikutnya lagi
Bagai ritme-mistis berkubang peluh
berulang kali tak terhitung lagi.
Selalu saja sehabis ngos-ngosan dia duduk
diremang pinggir jalan dekat penjual bakmi
dia terawangkan mimpi!
Yang mana sesungguhnya “kehidupan”
tidak mampu lagi dia tanyai diri sendiri.
Yang pasti, dalam ritme mistis
dan mimpi dekat penjual bakmi….
anak-anaknya terus bersekolah:
mengejar mimpi !!
Tanah Abang, 2019.
Komentar
Tulis komentar baru