SEPERTI BURUNG DALAM AKUARIUM
Interlude
Wajah yang mengenang sebagai kenangan,nafas yang mengalir sebagai sungai,datanglah seperti sekawanan burung dalam akuarium,ku persembahkan padamu bumi yang di huni para rahib
Bau nafas matahari
Yang tajam dan hitam menyengat
Seperti kaldera pada bulat kawah candradimuka
Oinarle ada baiknya kita membenamkan diri di selaksa bunga
Oinarle luka keringku ketika awan berhamburan kearah kita
“Apakah cahaya bisa memusnahkannya?”katamu
Boleh jadi senandung dari bisu batu
Arif menindihnya
Di bumi yang lain
Sebuah aroma musim panas yang kental
Tiba-tiba mati dari lengking kanak-kanak
Akankah pancaran cahaya seperti celah golgota
“Ini adalah siang dimana dingin di awetkan dan rentang waktu seperti dikebiri,masih adakah cinta disini?kenangan brengsek tumpah juga pada ahirnya ketika angin merampas puisi yang kudendangkan”suara dari kedalaman jiwamu
2020
DI KEDALAM JIWAKU
Buat Oinarle
Di kedalaman jiwaku tumbuh berjumbelan pepohonan
Yang bersulur cahaya
Nampak nyata
Tapi gaib juga
Di relung jiwaku
Ada suara mu mengiang
Tiba-tiba hanyut ke ceruk kenangan
Di kaldera jiwaku
Hadir sesosok hitam
Sambil memegang bejana
Dia hisap cahaya di sekitarnya
Ku coba menghentikannya
Namun sia-sia
Ia malah menyeretku
Ke jurang kalbumu
2020
JANE
Jane...
Bangunkan aku saat fajar sudah merekah sempurna
Saat burung-burung terbang berkeliaran di hamparan awan
Bangunkan aku jane
Ketika embun bermanja-manja pada kelopak bunga
Sampai keduanya runduk dalam lena
Jane,janey...aroma musim panasku
Bangunkan aku...
Ketika kuda jantan siap pacu
Sudah meringkik,jumpalitan ekornya
Lalu siapkan sanggurdi buatku
Supaya tak manjal-manjal kakinya
Supaya nafasnya semakin memburu dalam kendaliku
Tapi jane...
Jangan bangunkan aku di sisi epitaf
SAJAK-SAJAK BUAT OTTO
I
Ia sehelai daun
Yang takkan tanggal meski dicambuk angin
Angin yang tajam,kusam dan berdebu
Dia itu sebongkah batu
Takkan lapuk di kikis waktu
Embusan nafasnya melukis angin
Membentang diantara sabana-sabana yang gersang
II
Lelaki itu memunggut cahay yang jatuh dan rebah dipanggkuan tanah sambil menyeka airmatanya ia berkata”sebaik-baik cahaya ialah yang memberi kesempatan kegelapan terjelma”
III
Siul suaramu
Adalah angin yang menghembus
Sabana gersang hatiku
Alunan nasehatmu
Adalah kokok ayam di pagi buta
Membangunkan harapan,berpendaran
Wajah dan senyum basah mu
Adalah rembulan nominous
Adalah bunga camelia
Senantiasa melulur cahaya
2020
SEBUAH NOT
B lya lapan kitakia
il kege yakita cahaya
m gki henti ndekat
un ntak hentin dengan
e
b n
a e a n
p s r y
i a
2020
BIARKAN
Biarkan aku membunuh janji waktu
Yang mengores sederhana di atas sukmaku
Dan ku biarkan dirimu
Mengikis-ngikis angin
Yang berkecambuk di nafas-nafas palsuku
Biarkan...
Biarkan...
Aku berlayar mengarungi nasibMu
Yang gelap genderang slalu
Biarkan ku jaga
Seluruh rasa
untukMu saja
2020
PADA KEMATIAN PAK SUWARNO
Sinar bintang di perah
Bulan berdarah
Karang,gelombang gelisah
Kabut yang menodai langit
Tumpah ruah,megah
Dan burung-burung bergegas pulang
Ke sarang
Suara nyeri
Suara tersengal
Bersatu di rerumputan
Terlontar dari bibir terjal mereka
Ketika mengulum racun dunia yang manis
2020
SERENADE III
Pada sebuah senja yang tak rela lenyap diantara
Paras malam yang kudus
Ada angin tua mengambang pelan
Entah kemana tempuh itu
Kemaraupun lekas bergegas
Menjemput kembali dingin yang sedang menangis
Di panggkuan musim
Di kota
Temaram menyisih sgalanya
Gedung-gedung meredup semua
Perlahan-lahan hujan meriap nyanyian
Burung-burung hinggap kemudian rapatkan sayap
Selepas menembus anak panah
yang bergumul di cakrawala
bersama jejak sayapnya
yang arif mengepak
Patung- patung itu menari di depan seorang lelaki
Seketika cahaya kecil menyusup di celah-celah gelombang
Karna di kejar lindap bayang-bayang
2020
THESEUS
Melempar tatapan ke arah theseus
Aroma kenikmatan muncul dimana-mana
Ketika ia letuskan sari kehidupan
“di kotaku banyak tersaji lubang penawar kenikmatan sekaligus mawar yang durinya bisa di rontokan dengan sentuhan pangkat dan jabatan”
“di kotaku gairah panas mu kan tersalurkan,segera tanpa kekangan”
“theseus,adakah birahi ini selesai bersama tersungkurnya monitaur”
Theseuspu n terbang dan mengambang diatas paras rembulan
Di iringi jerit dan tangis penuh kesakitan
2020
Lagu: Kepada cinta
Rupa-rupanya
Cinta slalu bermukim diteguh tekadku
Cinta yang bening
Menguyur sukmaku yang kering
Cintalah yang sanggup
Memerdekakan jiwaku dari tawanan kebencian
Dan keserakahan
Cintalah yang merampas duka,lara di dada
Cintalah yang membasuh nganga luka
Membalut lubang demi lubang
Di setiap kemiskinan mendera
Cinta
Mengalir deras
Melewati taman bunga sekaligus bukit cadas
Lalu merambat ke pepohonan
Membuahkan bunga-bunga keikhlasan
2020
Dek yuni
Lanit suwung itu mengunci nyalang pandangmu
Gemulung awan begitu pupuh terlentang
Sebongkah batu yang abadi ini
Akan di angkat ke langit
Pada suatu hari nanti
Tidak
Tida
Tid
Ti
T
Katamu bersikukuh,kata itu berus berlayar di urat-urat otakku
“menikahlah dengan ku”katamu
Apa ini kalimat sihirmu
Yang mampu
Mengetarkan
Jiwaku
Lima pemimpin itu tercengang,menyaksikan kekuatan maha dashyat,yang tak tercatat dalam literature sejarah manapun,ada yang terpaku,ada yang membisu,ada pula yang gemetar di hembus sang waktu,tiba-tiba orang yang paling sepuh di antara mereka berkata dengan lantang,suaranya menyusup di angin,lalu melesat ke langit memahat arakan awan kemudian turun lagi ke bumi,suara itupun meluas melingkupi hampir sepertiga penjuru bumi,mendekap,merangkul,kekasaran wadang di badan,wadang di jiwa,wadang di nurani,dan ahirkan memecah keheningan di hati,Suara itu menjelma,sebuah entitas yang sanggup menyibak cadar cahaya,menyulut api tekad yang nyaris padam dan menaifkan pesimisme yang terbit,memotong urat syaraf yang menjalarkan ketakutan demi ketakutan di tubuh manusia,sekali lagi,suara itu menjelma,sebuah entitas yang bisa menyibak cadar cahaya"Kita memang di timpa kegelapan tak habis-habisnya,tapi sebenarnya kita semakin dekat dengan cahaya
Komentar
Tulis komentar baru