Kau Bukan Shinta
Ketika ku ajak kau berjalan di bawah langit senja
Mendung bergelayut seakan bertarung dengan lengkung senyum di bibirmu
Namun Tak pernah berani ku ajak kau berkunjung ke negeri kayangan
Karena aku takut rahwanapun akan menculikmu dari diriku
Dan juga Tak pernah kuizinkan kau menjelma menjadi alam bimasakti
Karena aku tak ingin keindahanmu hanya menjadi gambaran semu manusia
Percik melodi dalam gelap senja bermain dengan burung camar
Senja tenggelam berganti dengan gagah sinar petang
Kulukis senyummu dalam kanvas pasir putih abadi
Walau gelombang laut berkali-kali membawanya pergi ke hulu pantai
Mahkota semesta menjelma menjadi rasa
Kusibak kisah kelam tentang persimpangan dua dunia
Semesta mengirim sebuah Andromeda yang nyata
Berjalan beriring dengan sorot galaksi di biru matamu
Pernah Kukira kau adalah titisan dewi Shinta milik Arjuna
Atau jelmaaan bidadari Hanoman yang bernama Trijata
Tetapi bukan!!
Kau memang terlahir untukku
Si budak kota,Yang tertawa Sendu dalam pilu
Fingky Puspita Ponorogo,13-April 2016
Komentar
Awalnya dan pertengahan cukup
Awalnya dan pertengahan cukup stabil tapi di penutup kenapa ada "budak kota" ?karena alur puisi menceritakan perwayangan jadi penutupannya tidak nyambung
Tulis komentar baru