Skip to Content

Puisi Kemanusiaan

Foto Rumah Sastra Indonesia

Kemanusiaan

Karya Muhammad Rois Rinaldi

 

... yang didengungkan

orang-orang terlambat baligh

adalah kemanusiaan kembang gula,

mudah lenyap dimakan angin.

Semua di tangan orang-orang terlambat baligh,

bermula dari permaian

berakhir untuk sebuah permainan.

 

Kemanusiaan pada orang dewasa

adalah kemanusiaan bawah pusar.

Birahi adalah tuhan bagi cita-cita

kehormat dan kedaulatan.

Genosida adalah bunga hias

di meja pertemuan para panglima.

Kejahatan perang hanya parodi

heroism gagal yang tetap diberi tepuk tangan.

Orang-orang tinggal memilih

tertawa atau menangis di depan televisi.

Keduanya, sama tidak berguna.

 

Kemanusiaan dari mulut para penjahat

selalu berhasil dibicarakan dengan bahasa surga.

Kematian anak-anak dan para perempuan

di bawah kibaran bendera itu?

Sama seperti lenyapnya jutaan nyawa

dalam perang-perang barbar.

Kemanusiaan di kepala mereka

adalah hitungan untung rugi

perdagangan manusia di pasar manusia

sementara mereka terus menulis

sejarah dengan bahasa kemanusiaan

yang sangat meyakinkan.

 

Kemanusiaan di mulut para petinggi dunia

adalah hidangan makan malam.

Kemanusiaan keriput dalam botol-botol bir.

Kemanusiaan berdarah dalam serat-serat steak.

Kemanusiaan koyak-moyak

dalam parade cuci mulut,

pada setiap akhir dari sebuah pertemuan.

 

Semua yang berbusa-busa bernegosiasi

untuk hak hidup dan kemerdekaan

akhirnya selalu rela menonton

jutaan tubuh hancur dalam hitungan detik.

Dunia yang menangis

adalah dunia yang tertawa.

Orang-orang mengirim doa kabung

sambil swafoto dan sendawa.

 

2018

 

Sumber: Buku puisi Nada-Nada Minor cetakan ke-III

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler