KAMI SIMPAN TANGIS KELUKAN BICARA
Kami simpan tangis kelukan bicara berjela-jela
kelak air mata tenggelamkan Dewan Rakyat
ahli-ahli parlimen lebih senang terkinja-kinja.
Kami simpan suara kami tidak pandai mengayat
segalanya sirna sekelip mata tiada yang tinggal
tidak sanggup lagi mengenang hati bagai tersayat.
“Tiada hutan simpan diteroka.” Bunyinya janggal.
Bergelimpangan serpihan balak memenuhi sungai
berselut lumpur di lebuhraya Karak di mana akal?
Bapak menteri lesap ke mana tersengih seringai
turun helikopter berlari-lari beri topi berbual-bual
kala bah mencecah bumbung tuan tak sampai.
Kami simpan tangis tatkala hati berasa sebal
bantuan demi bantuan disandiwara dicanang
syukur kepada-Mu Tuhan kami terus cekal.
Kami tahan tangis meskipun air mata bergenang
punca luka tidak dibebat kelak berulang-ulang
kudis rasuah kian bernanah kini menjadi tokak
menuding jari sana sini masa habis leka bertekak.
Hulu Langat 15-16 Jamadilakhir 1443
MANIFESTASI HELAH BELA DIRI
Sembilan puluh persen petunjuk prestasi utama
bersipongang membelah gunung mencecah awan.
“Sendiri bikin sendiri bubuh ikut kita punya suka,
andai rakyat bertanya kita fikir jawab kemudian.”
Tatkala kalian berseronok lipur diri di luar negeri
rumah rakyat tenggelam kalian tega bersembunyi
tersadai di bumbung berjam-jam siapakah peduli?
Tatkala kalian berhelah bela diri salahkan cuaca
rakyat tolong-menolong tidak mengira bangsa
tanpa slogan ‘keluarga’ rela berkongsi suka duka.
“Wah, sembilan puluh persen prestasi cemerlang!
peduli apa meskipun dicemik penuh temberang.”
Sekonyong-konyong mengunjungi mangsa banjir
tunjuk muka meranduk air sembang bicara lendir.
Kita hanya melahirkan politikus ligat berdrama
asalkan tular di medsos sahih palsu belakang kira.
Hulu Langat 15-16 Jamadilakhir 1443
Komentar
Tulis komentar baru