Skip to Content

Puisi-puisi Ag Andoyo Sulyantoro (Indonesia)

Foto AG Andoyo Sulyantoro

Lingkar Mata di Pintu Gerbang

                 (ARSIP SAJAK)

         KARYA: AG. ANDOYO DAN MEDIA PUBLIKASI

 

DAFTAR ISI:

1.  Sajak Rumput (RRI Purwokerto)

2.  Nyanyian Minggu (buku antologi puisi bersama, Nyanyian-nyanyian, Unstrat Yogyakarta)

3.  Kenangan (buku antologi puisi bersama, Nyanyian-nyanyian, Unstrat Yogyakarta)

4.  Sajak Domba (buku antologi puisi bersama, Nyanyian-nyanyian, Unstrat Yogyakarta)

5.  Episode Mawar, dan sajak-sajak yang lain (buku antologi puisi bersama, Nyanyian-nyanyian, Unstrat Yogyakarta)

6.  Lagu Daun (buku Serayu, Kancah Budaya Merdeka Dewan Kesenian Banyumas)

7.  Serayu (buku Serayu, Kancah Budaya Merdeka Dewan Kesenian Banyumas)

8.  Soliloqui (buku Serayu, Kancah Budaya Merdeka Dewan Kesenian Banyumas)

9.  Serayu (buku Serayu, Kancah Budaya Merdeka Dewan Kesenian Banyumas)

  1. lingkar mata di pintu gerbang(majalah permata dinas pendidikan purbalingga)
  2. lagu mazmur(majalah permata dinas pendiddikan purbalingga)
  3. catatan malam(majalah kuntum yogyakarta)
  4. perselisihan sayap (majalah ceria remaja jakarta)
  5. sajak sakit (harian bernas yogyakarta)
  6. sajak malam (harian bernas yogyakarta)
  7. sajak embun dan sajak-sajak yang lain (harian bernas yogyakarta)
  8. pesona cahaya (nyanyian-nyanyian, unstrat yogyakarta)
  9. sajak domba(nyanyian-nyanyian,unstrat yogyakarta)
  10. gerimis sore ini (buku lirik-lirik kemenangan,taman budaya jogja,1995)
  11. oleh angin (stain purwokerto)
  12. pertemuan (arsip)
  13. perempatan mewek (arsip)
  14. sajak darah (buku lirik-lirik kemenangan ,taman budaya yog yakarta)
  15. daun-daun jati bulan mei (belum dipublikasikan)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

sajak rumput

padang  rumput penggembalaan ternakmu

luas terhampar di kehijauan benakku

domba-domba. domba-domba merumput  tenang

domba-domba perutnya kenyang

aku kian sayang.

 

padang rumput yang bersahaja

gemetar arus angin

sebuah nyanyian tercipta

syair lagu tak kunjung diam-diam.

 

mazmur yang menebar lewat  angin dan rerumputan

dalam pusaran waktu. luluh lantak bongkahan karang hatiku

: lebur dan terbakar!

 

Jogja, 1994.

 

 

 


nyanyian minggu

tak kujenguk rumahmu pagi itu

karena keresahan melanda kegelisahan hati  tak kian reda.

pada perjalanan-perjalanan asing dan sunyi

tak terbatas gang-gang, trotoar-trotoar, gedung-gedung dan pabrik-pabrik

di kotamu lurus ke barat.

 

halte demi halte kusinggahi

di sini kutaburkan kembang

sebagai hormatku pada bunda dan ayahnda di seberang.

lalu kubangun doa-doa

dari rosario-rosario di kalunganku yang tak neraka

kukubur masa silam kelabu

di nyanyian minggu itu.

 

padang-jogja, 1994.

 

 

 


kenangan

 

telah tanggal sebuah kalendermu, sylvie

ketika Padang melambaikan tangan

pada siang di penghujung bulan

 

kau pun menaburkan kembang

di pintu gerbang halaman rumahmu, sylvie

hari belum tutup.

 

masih nyalakah lilin-lilin di hatimu, sylvie?

matahari makin menghangati tubuh ini.

 

oh, kekasih hati

bilakah kau resapi harumnya bunga-bunga

di altar ini

yang kauminta dariku?

 

Sylvie,

malam demi malam nampak gerhana saja

petaka mengubahnya menjadi semacam kesunyian

hingga kenangan dengan gemuruh nyanyian pun

tak lagi melengkung

dari barat  sampai timurmu

yang benua.

 

Padang, 1994

 

 

 

 

sajak domba

 

malam itu

aku luruh di pangkuanmu

tak berdaya menadahkan tangan

karena rengkuhan kasihmu

begitu lembut menyejukkan hatiku.

 

oh, kepasrahanku bersenandung di hari-harimu

sebab aku domba tak lagi jalang dan liar

kegarangannya telah redup

bertamu di rumahmu.

 

Jogja, 1995

 

 

 

 

episode mawar

--ibu--

 

subuh, kita berjalan beriringan ke barat

nyusuri jalan berkelok-kelok, terjal dan curam

naiki perbukitan, turun tepian jurang

tepekur di gundukan tanah basah.

bunga-bunga kamboja berserakan di samping kita

tarikan nafas kita

hembusan doa-doa air mata kita

tulus menyatu dengan embun dan rerumputan.

 

Jogja, 1995.

 

 

 

 

lagu daun

 

firman bersenandung di daun-daun

di bukit-bukit

di muara-muara nan jauh

lewat kelokan sungai

ia ngalir nyampai pantai

lalu menguap pada cakrawala

berubah hujan

: nyirami hati gersang!

 

Pbg/Jogja, 1995

 

 

 

 

serayu

 

serayuku nangis di ujung petang

serayuku, oh serayu

kelokan aliran airmu

seperti air mata emas

basahi kehidupan bumi Banyumas

 

serayuku oh serayu

kutitipkan selalu doa rindu padamu

pekik kemerdekaan

tetes darah pahlawan

amis keruh dan bening airmu

 

serayuku oh serayu

sampai kapankah kau simpan dendam itu?

kenapa kau luluhlantakan rumah-rumah ramah?

banjir dan ular mbelit tanaman

sawah dan rawa-rawa

 

serayuku oh serayu

di ujung jembatan dan rel

: peluit kereta menagih janji

pertarungan pun baru saja kita mulai.

 

 

 

 

Soliloqui

 

serayuku nangis di ujung petang

darahku darahmu

darahku deras dahagamu

; kapan pulang?

 

serayuku nangis di pangkal rindu

darahku darahmu

netes luka Sabda

oh,  serayu

 

serayuku nangis di muara jiwa

air mata sesal dan gejolak asmara

: bergegaslah naik sampan

nyisir sepanjang tepian.

 

Purbalingga, 1995.

 

 

 

 

lingkar mata di pintu gerbang

 

lingkar mata di pintu gerbang

rentang jarak teramat panjang

lingkaran kahidupan

 

siang  malam,

kami lewat pintu gerbang sama

masuk lingkaran hidup penuh goda

 

lingkaran kehidupan sama

lingkaran kehidupan berbeda

 

Jogja, 1994

 

 

 

 

lagu mazmur

 

merpati di pohon-pohon tarbatin yang jauh

aku mau bermazmur bagimu di antara suku-suku bangsa

sebab kasih setiamu besar sampai ke langit

dan kebenaranmu sampai ke awan-awan

 

bunga bakung nyanyian kasih

aku hendak sampaikan sajak kepada raja

lidahku ialah pena seorang juru tulis yang mahir

pakaianku berbau mur, gaharu, dan cendana

dari istana gading permainan kecapi

sukakan engkau, puteri-puteri raja

di sebelah kananmu berdiri permaisuri

berpakaian emas dari Ofir

 

ini mazmur Daud untuk pemimpin biduan

telinga, mata, dan bibir doa

: terbanglah ke gunung seperti burung!

melentur busur memanah gelap

peliharalah mazmur seperti biji mata

sembunyikanlah mazmur dalam naungan sayapmu.

 

Purbalingga,  Juni 2002.

 

 

 

 

catatan malam

 

malam itu,

kita berjalan tertatih-tatih

dalam gelap gulita malam

tanpa bintang, tiada rembulan

hanya kerdip lilin di kelam sunyi

 

aina, lihatlah gerhana bulan

waktu bergegas di jalanan

nutup pemandangan alam di depan!

 

aina, matamu mata ikan

: udang, ganggang, lumut, dan kerang

takkan kita temukan di lokan

 

kita terus berjalan

nyusuri pematang kehidupan

dari dan pulang kepada tuhan

: kita goreskan tulisan di kertas-kertas catatan malam.

(pada dada bidang tersemai kuncup pengharapan)

perselisihan sayap

: a.r. pujawati

 

di atas atap. sesama parkit terlibat perselisihan sayap

ada bulu-bulu jatuh. rontok  nerpa hatiku

kenapa tak kausapu bulu-bulu itu, pu?

ternyata dendam belum terhapus dari hatimu.

 

Jogja, 1994

 

 

 

 

sajak sakit

 

aku terkapar di samudera putih

terkubur dalam jantung dan hati

sukma melayang-layang

menyusur jalanan lengang

bertemu burung-burung kudus

 

doaku doa jiwa

lenteraku lentera kereta

berpasang-pasang mengejar baris-baris cahaya

ketemu ikan-ikan di air mata dera

 

oh, jiwa hilanglah jiwa

kubiarkan menyusun bait-bait tobat

cepat berkelebat

menangkapi petir dan kilat

 

Jogja, 1995

 

 

 

 

sajak malam

 

gadis-gadis jalan bergandengan tangan menggaris gang endra.

menjinjing buntalan sisa-sisa peradaban

malam menggantung kelam

percakapan demi percakapan belum berkesudahan

masih ada sebongkah pengharapan tertinggal di aspal jalan.

 

lalu sepi menatap hujan

lalu air membasahi rerumputan

bunga-bunga, dedaunan, dan pepohonan beraroma segar

seekor tupai melompati genangan air

memanjati akar-akar yang menjalar di tanah basah

 

gadis-gadis berteduh di ranting hatiku

wajahnya lamban memendam lukisan konsumerisme

bedak dan gincu menghias bibir dan pipi

di mataku ya, di mataku

gadis-gadis menangis sedih

: kunang-kunang dan dengung kumbang

telah bosan singgah di hati yang tak tenang.

 

Jogja, 1995

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler