Skip to Content

Rintihan orang pinggiran

Foto annisa rizka roselina

 

Gemuruh bertangan hampa, Kilat menyapa rindu.

Sunyi berkabut tepi,Terang berantai gelap.

Hidup berarti mati, Perang berarti lawan.

Apa yang salah dari kami?

Baju lusuh, kotor tak berwujud.

Dihina itu sudah biasa, Dicaci sudah bisa.

Tapi kami punya mimpi.

mengapa yang punya susu hanya pejabat kaya saja?

Sedangkan kami orang miskin hanya minum air putih

Ikan yang dimakan kini mulai tumbuh belatung ditangan asing.

Sssttt,,,, ada  udang dibalik batu

Batunya hilang udangnya mati.

Kata siapa Tanah kita tanah surga?

sedangkan gedung pencakar langit makin kokoh.

Surga termewah dibalik kumpulan jeruji besi.

Kayu –kayu  berujung  ketidakadilan.

keadilan di Negara palsu ini mulai rapuh.

Bagaimana bisa untuk menghidupi?

"Tuan saya ingin meminta makan sedikit saja saya lapar"

Rintihan itu selalu diabaikan oleh penguasa.

Mereka hanya memikirkan mejanya negara.

 Negara maju rakyat melarat bukankah itu yang diinginkan?

Kelaparan seakan menjadi santapan utama.

makin merintih makin mati..

makin bahagia maka hati makin sengsara.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler