Skip to Content

Sebelum Malam

Foto Faiz Muhammad Thoreq

Selalu ada yang ingin tulis gerimis,

Kala seja hamper kelam,

Bersama riuh rendah nyanyian gentilang.

 

Andai seruling Rumi juga berkenalan bait-bait mungil penyair jalang,

Dan rintihan doa para pelacur madyan.

Bisa kau bayangkan, seperti apakah merdu iramanya?

 

Bahkan seandainya burung burung Attar sempat singgah digubuk San’an,

Kala wanita Nasrani itu menggaulinya.

Pasti akan berbeda pula senandung ghazalnya.

 

Tapi bait-bait adalah gemuruh air yang termaktub dalam sungai kepasrahan,

Jadi biarlah beriak seadanya.

 

Taukah sayang,

Bagi para darwis, bukanlah kata bijak yang mengguncang Tursina, atau lembah Karbala.

Tapi semilir sajak yang lahir dari kepulan nafas para pemabuk,

Ialah permata yang juga seumpama gugusan nebula.

 

Sekali lagi selalu ada yang ingin ditulis gerimis,

Kala senja hampir kelam.

Bersamaan para guntilang yang pulang dengan pesan kepasrahan.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler