Secangkir kopi hangat dengan aroma yang pekat; lembut mengepulkan uap
tak selesai bercerita tentang pagi atau derap langkah pasti mengejar matahari
Secangkir kopi hangat tanpa gula berasa pahit namun cukup nikmat
tak mampu membeli hari dengan segenggam harapan dan mimpi
Secangkir kopi hangat yang hilang dalam dekap bibir yang pengap
tak cukup cakap mencari diksi dari jutaan kata yang kehilangan imajinasi
Secangkir kopi hangat kadang menemani malam yang pekat
tak cukup kuat untuk berdebat mendedah sajak-sajak cinta yang sekarat
Secangkir kopi hangat hanyalah jeda sesaat
Belum usai teguk menyekap hangat menjadi dingin
yang tertinggal hanyalah ampas yang tak diingin
Medan, 25 Juli 2016
Komentar
Tulis komentar baru