Bayangmu yang menyapaku dalam setiap malam.
membuat hati menjadi risau karena rindumu.
ku tuliskan goresan pena untuk memanggil namamu.
Sajakku tak pernah jengah.
Ku sampaikan pada gemintang di langit.
Percuma pesan itu tak akan sampai.
Karena kau sendiri yang menghadangnya,
Jangan bertanya pada malam jika masih ingin bertemu siang.
Seperti mentari dan bulan.
Kau adalah bulan yang selalu mengindahkan malam
aku dapat melihatmu kala rembulan menampakkan cahayanya.
Dan kau dapat melihatku kala siang mendapatkan mentarinya tetapi selalu dibatasi senja.
Saat itulah aku menenggelamkan namamu dalam hatiku.
Kau dan aku seperti malam dan siang tak dapat menyatukan sinar yang sama.
Komentar
menarik
menarik
terimakasih :)
terimakasih :)
bertanya
mengapa di setiap akhir baris menggunakan tanda (.)?
bukankah menggunakan tanda (.) artinya mengakhiri sebuah kalimat? bila demikian antara satu baris dengan baris lainnya tidak enak di baca
oh iya terimakasih atas
oh iya terimakasih atas masukannya.
kaulah bulan berparu
kaulah bulan berparu menawan
aku hendak mendekap manja bibirmu
namun aku dibatas koa
berdebu
di seberang kali walau tak berair.
hanya rindu mengawan
padamu buan yang ku tuju
moga rindu tak membentur atmosfer.
Aris Nggawi
waah, keren puisinya... :)
waah, keren puisinya... :)
Menarik
Puisi yang menarik :)
indah
puisi yang indah
dan maksudnya sampai pada tujuan tulisan
Terimakasih semuanya
Terimakasih semuanya
keren
Menyentuh
penuh makna
penuh makna
WargaNet Online
Pendek tapi mantap
Aku suka
Aku suka
Menarik
Menarik puisinya coba dikasih jarak spasi deh biar rapih plus enak dibaca lagi, tambah lagi dong puisinya hehehe
Alwakita
Boleh copas ga buat status facebook?
Indahhhh
Indahhhh
Tulis komentar baru