Serasa Apakah Perihnya?
Ketika padas itu jatuh terbelah begitu tajam
Menancap di tanah tempat kita menyemai tanaman
Yang tiap tetes keringatnya diminum berebutan
Oleh anak-anak usai bermain layang-layang
Serasa apakah perihnya?
Ketika lembar-lembar halaman buku tersobek
Dan sobekannya dibuang terburai di depan mata kita
Padahal tiap jalinan hurufnya terus dieja berebutan
Oleh anak-anak kupu-kupu warna pelangi
Serasa apakah perihnya?
Ketika butir-butir makna yang jauh tertanam
Tiba-tiba tersapu angin petang di hamparan halaman
Padahal dengan itu anak-anak elang liat menggeliat
Mulai menatah peradaban bersama para malaikat
Serasa apakah perihnya?
Ketika tajam pisau yang telah kita asah
Mengiris urat leher kita sendiri
Betapa perihnya
Semarang, 2011
Komentar
Tulis komentar baru