Skip to Content

SERULING SYAHDU

Foto fathol amin

 

SERULING SYAHDU

OLEH; FATHOL AMIN, S.Pd.I

 (l) Kasih, jerit jiwa ini lantaran rindu mengakibatkan gemuruh kegelisahan, passalnya tiada obat ynag menjadi penawar selain pertemuan walau sekejap mata, namun bilakah gerangan yang maha Kuasa mempertemukan kita dalam satu buaian tangis pertemuan, sementara hati q sll cemburu dengan perkataan yang tak terkendalikan oleh asmara.

(ll) Apakah kau belum tahu, rebana kerinduan yang aku tabuh dengan iringan seruling syahdu, mengukir wajahmu bak lembayung jingga, pagi tadi sebelum aku mengakhiri pengembaraan di alam fantasi, apakah kau belum tahu, seringkali aku menyebut-nyebut namamu, apakah kau belum tau, masih basah tinta yang aku lukiskan di hati ini, namun kau masih belum saja melirik lukisan itu, apa perlu aku berteriak disetiap ada keramain sekedar memberi tahu semua orang tentang perahu yang aku layarkan kedermagamu.

(lll) Sebentar lagi kita akan berlabuh dan mengandaskan perahu di lautan idul adha, sangatlah mungkin segala tingkahku, pembicaranku, maupun gerak-geriikku yang penuh dengan duri kemarung, tentu melukai perasaanmu, hingga sebelum ajal menjemputku, dan masih ada buih kesempatan yang terpatri dalam hidupku, sekalipun kita tak dapat mengayunkan tangan, tak dapat memadukan wajah, namun tetap saja jiwaku mengintip wajahmu dari kejauhan, dan dirimu aku titipkan kepada tuhan agar kau selalu tetap dalam lindunganNya. Sebelum aku akhiri kata-kat ini idzinkanlah aku tembangkan maaf kepadamu atas segala kesalahanku, maafkan aku cinta tak dapat menemuimu.

(lV) Wahai perempuan yang paling aku cintai, jika cintaku padamu membuatku sakit maka tidak akan aku mengobatinya sebab dengan sakit itu aku bahagia, jika aku sakit sebab rindu padamu maka aku tidak akan mengobatinya sebab dengan rindu aku selalu mengingatmu,jika aku sakit sebab sayang kepadamu maka aku takkan mengobatinya sebab dengan sayang kepadamu hatiku merasa tentram, karena ada yang menemani.

(V) Tak kurasa derai air mata akibat jerit jiwa dihempaskan oleh kerinduan,Subhanallah Tabarokallah Maha suci Allah. Indah sekali wajahnya, indah sekali kerudungnya, indah sekali senyumnya, indah sekali kepribadiannya, indah sekali tutur katanya , semua ini telah terpaku dalam hati membuat kenangan yang teka mungkin terhapus oleh masa.

(Vl) Kasih saat aku rapuh merentang kaku, tiada yang mampu mengatup sendu selain suaramu yang merayu-rayu, aduhai suara yang lembut mengalun syahdu diantara kegelisahan,menggubah suasana sunyi menjadi geli, lantaran pendar kerinduan mengakibatkan jerit jiwa.

(Vll) Kasih taukah kau? sebelas menit yang lalu kapal masih merapat di dermaga, sebela menit yang aku masih merasakan udara sejuk kangean, sebelas menit yang lalu jiwaku masih bimbang untuk melangkahkan kaki dari pulau tercintaku kangean, sebelas menit yang lalu aku pasrahkan kebimbangan jiwa ini untuk mengarungi keletihan badai haruku, sebelas menit yang lalu akupun mengakhiri pembicaraan jiwaku dengan sebait do’a menaiki kendaraan air.

(Vlll) Ketauhilah inilah perjalananku menunggangi hasrat yang terlunta-lunta dalam kehawatiran, tak ada jalan yang terang melebihi pertemuanku , rembulan mengarat di ambang kegaduhan , kaukah payung dikala hujanku,kaukah rembulan dikala malamku, kaukah tangis dikala sedihku, kaukah tawa dikala gembiraku. Atau semua ini hanya hayal yang bersemayam dalam sadarku, hari ini adalah hari pertemuanku dengan perpisahan, hari ini adlah hari perpisahanku dengan pertemuan, akankah engkau merindu jika aku tinggalkan, akankah engkau datang jika aku merindukan.

(lX) Dihari yang bahgia ini karena kicau syahdu yang bersarang dalam jiwa kini sudah menetas akibat gaduh tabuhan beduk dan lantunan takbir diiringi dengan jingkrak orang-orang kemajid, tiada yang cemberut, tiada yang mengerut, semua mengumbar senyum untukbermaaf-maafan, maka dihari yang penuh kegembiraan ini izinkanlah aku hamburkan kata-kat yang berisi maaf atas segala dosa dan khilaf.

(X) Setes kesturi yang pernah engkau tebarkan, kinni aromanya muali tercibir oleh kegelisahan yang tak menentu,sementara hati enggan menerima hal itu, akupun tak bisa mengukir kembali dawai kelana indah perjumpaanku denganmu, khawatir kebinasaan merenggut kesetiaanku padamu, aku bersumpah kalau saja engkau mau aku persunting dan aku pinang dengan cinta yang menggebu-gebu di dasar jiwa ini, alangkah pendar semua kerisauan, alangkah musnah semua kegelisaha yang terus membuntutiku.

(Xl) Alangkah indah alunan lagu yang dinyanyikan oleh burung-burung laksana aluna lagu yang dinyanyikan oleh jiwaku semenjak aku mengenalmu dan mulai ada ruang khusus dibalik hatiku, yang menyiapkan tempat berlabuh cintamu hingga aku bangga memiliki tamu seistimewa dirimue kasih dan bilik khusus itu sudah aku taburi kembang agar menyeruakkan aroma disetiap hembusan nafas.

(Xll) Laksana letupan syahdu bersarang pada jiwa menitikkan sekeping harmoni dawai cinta menjerat ruang dan waktu yang terkapar pada lumbung hati nan sejahtera karena syahadat cinta ini tak perlu kulukis pada tangkai dan perjalananku menelusuri kepiluan, wahai dunia yang telah menitipkan perhiasan di dalam hati hingga kebahagiaan ini tak terbayar sekalipun dengan segunung mutia.

(Xlll) Kasih mungkin engkau tak pernah mengingatku walau sekejap mata saja tapi hatiku tak pernah lelah mendzikirkan namamu seperti halnya detak jantung yang terus berdetak tak kenal lelah hingga ajal menjemputnya, sesaat saja aku tak pernah melupakanmu, senyum yang berlarian dari bibirmu maupun lirikan matamu yang tak mampu aku artikan dengan kata-kata lagi, perasaanku selalu memuncak untuk mengajakku bertamu denganmu walau sekejap saja hingga tak mampu diri ini membendungnya ingin selalu bersamamu. ********* Sepagi ini aku sudah ribuan kali menyebut-nyebut namamu, Andai aku penyanyi akan aku nyanyikan lagu yang indah untukmu, andai aku pengemudi akan aku ajak kau mengitari langit dan bumi, andai aku sejarawan akan aku ceritakan tentang kehidupan, andai aku seorang penyair aku takkan pernah lelah bersyair memujimu, andai aku gaun yang paling indah yang kau miliki, aku takkan rela jika orang lain memakainya, namun aku hanyalah seorang gelandangan yang bergandengan tangan dengan rembulan, berjalan mengitari terjal di sepanjang jalan. ******** Apapun dan dimanapun aku berada yang ada di dalam hatiku ini hanyalah nama dan wajahmu yang selalu menunjukkan arah perjalananku, aku takut dibilang ingkar janji jika aku berjanji, aku takut dibilang sombong jika aku berkata berlebihan, aku takut dibilang lebai jika aku bersyair tentang cinta, yang mengarah kepada rayuan untukmu, namun biarlah semua itu tidak akan aku pedulikan sebab akupun takkan pernah berhenti untuk selalu memujamu kasih biarpun hujan membaca lebih dulu aku takkan pernah lelah merayumu dengan syairku yang baru saja bermekaran. ********* Kasih aku ingin selalu menatap wajah indahmu, menatap dua mata dibawah alis tebalmu, menatap bibirmu yang dihias liftik kemerah-merahan, kasih kau mampu menetramkan hatiku dikala gundah, kau mampu membuat aku tersenyum dikala sedih, kau mampu membuat aku terhibur dikala kesepian, kau mampu menenangkan jiwaku dikala resah. Kasih terima kasih atas ketulusan yang telah kau persembahkan untukku. ********* Coba tanyakan pada bulan engkau kunantikan tiap malam, karena hanya dia tau tentang perasaanku kalau malam aku selalu terbayang wajahmu kasih, diriku kesepian sungguh tak taktahan menahan rindu, rindu yang menghujam kedalam jiwa, mengakibatkan batinku menjerit, Coba tanykan pada angin tentang slam yang aku kirimkan padnya hingga engkaupun tau tentang perasaanku kali ini. Coba tanyakan pada mendung tentang gerimis air mata hati yang mengharapkan untuk selalu bersamamu kasih. ********* Histeris sekali jiwa ini laksana letupan matahari mengarat di pundakku, akulah orang yang tak tau malu menghisap keringat yang mengerai kembali, akulah orang yang tau berterima kasih salju yang datang membawa kesejukan malah aku usir dengan bara api, aku terlalu gegabah menilai riak air yang tak berikan, sampai ku anggap setiap kali masa berganti sedangkan jiwakupun tetap kemarau, maafkan aku jika selama ini selalu menelanjangi waktumu dengan kata-kata dan tingkah laku. ******* Selepas aku memutar kembali kenangan yang hampir mengarat itu ditumpukan perbudakan hasratku sendiri, indah sekali rasanya arus ombak yang mengantarkan perahuku mendarat juga di dermaganya, hingga akupun tidak terlalu sibuk merapatkan tubuh perhuku di dermaganya, kembali dapat aku lukis keindahan pantai yang dihias daun perapat melambai-lambai, senja itu senyum yang bermekaran di bibirmu yang mengalir madu asmara, membuatku ingin selalu membelaimu.... 888 Tentu saja aku ingin menceritakan prahara kerinduanku padamu Namun entahlah kapan waktu akan Mengantarkanku ke arah tatapan matamu Hingga pandangang saling mengartikan Ketajaman hati yang selama ini memanjakan kita berdua Kapan akhirnya bayang bianglala ini Menjadi selendang kedamaian dan kesejahteraan kita. Tuhan kabulkan dzikir hati ini Amiiiiiiiiin. &&&&&&&&&& Bila senja berlari Diwaktu bias syahdu Melonglong Sesekali pinta rindu tergadaikan Sebab tak ada sendu Mengantarkan wajah manis Menebar senyum Yang ada di wajah kecut Nyalipun ciut Aduhai terpental jauh Syahdu kepualam sana Memekik jerit tangis kerinduan Sampai kapan aku tanggung Kemaray yang berkepanjangan ini Sampai tangkai dan reranting Yang berjatuhan Baru kusadari hal yang tak terlukis ini Baru kuketahui hal yang tak jelas ini Akhirnya siapapun jua kau Adalah penukar kekasih sendu ****************** Aku tak ingin senyumku berguguran, sebab layu lantaran gersang Aku tak ingin tangis berpagutan lantaran hati syahdu pendar semasa-semasa Aku tak ingin tawaku pucat pasi lantaran segmen pariwara kekecewaan berkali-kali Semua akan kulemparkan jauh bersama angin yang anyir di depanku,karena aku tahu dialah yang akan melenyapkan.


PUISI INI SAYA TULIS SUDAH LAMA

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler