Bercermin, ia sembunyi di balik angin
Merangkak, mencaci paras dalam cawan perak
Menahan diri dari amarah pada bumi
Mengapa mau terhimpit oleh sabda langit
Padahal rasa gusar telah mengakar
Gersang rasa tak indahkan asa
Bagai diburu, damai cepat belalu
Rumit logika tak kalahkan angkara
Geliat pilu hanya hiasan pada sembilu
Manakala hujan telah menawan abu
Jingga hanya mampu menyeruak ragu
Ingin keluar hadapi kelabu
Namun raga enggan tuk bercumbu
Ia pun kembali dengan berlari
Menangisi waktu yang hampir berhenti
Dalam diam diri mulai menyadari
Tak ada lagi malaikat, tak ada lagi peri
Hanya ada malam yang mulai menjemput pagi
Komentar
Tulis komentar baru