--Simpang Lima--
Laki-laki setengah baya,
Terus saja berdiri di bawah tiang,
"Lampu Merah",
Perempatan jalan,
Simpang lima tengah kota,
Hujan yang telah dua jam lebih menelanjangi jalan,
Agaknya belum juga dihinggapi jengah untuk sedikit saja mereda,
Bukankah kemarin baru saja ditulis di pojok koran,
Di situs-situs jejaring media yang dipenuhi basa-basi,
Ya,
Ini bukan pertama kali,
Gerbang pabrik dan pintu perusahaan terkunci dari dalam,
Bagi sisa tenaga paruh baya,
Bagi laki-laki dengan empat cucu yang juga tak berteduh di atap yang sama,
Zaman,
Begitu cepat,
Melompat dari kenangan masa silam,
Tentu,
Bukan penyesalan,
Atau gumam tak berkesudahan,
Diam,
Adalah bahasa paling sederhana untuk mewakili harapan yang nyaris hilang,
Karena,
Mungkin,
"Kehilangan adalah kepemilikan, Yang terampas dan terhempas"
Hujan,
Belum juga beranjak,
Lampu merah telah berkali-kali menjadi kuning dan hijau, lalu merah kembali,
Lelaki setengah baya,
Masih saja berdiri,
Di bawah tiang,
"Lampu Merah"
Perempatan jalan,
Simpang lima tengah kota,-
(K G P H : 10 Januari 2021)
Komentar
Tulis komentar baru