Skip to Content

Sisa Pagi

Foto Muhammad Arif Pratomo

Ada sisa pagi yang masih berserakan 

di antara halaman rumahmu dan memoriku 

yang hanya sebesar setangkup tangan dewasa. 

Berserak seperti dedaun kering jatuh terkapar 

di pelatar waktu pagi hari.

 

Di antara pagi yang tersisa

 

Baru kemarin aku datang mengendap endap 

mengintip kau yang masih sibuk berias 

dari balik jendela rumahmu yang berwarna gelap. 

Dan baru kemarin, perangaiku 

bagai kucing kampung piaraanmu datang hanya 

ketika tak ada makanan di tong sampah atau selokan.

 

Juga ketika pagi mendung saat kau mendadak garang 

gara gara tamu tak diundang. 

Lalu kau naik pitam sebab kukatakan

"masakanmu kurang garam", 

Dan lainya tentang kau yang masih tersisa, 

telah kusimpan di almari bersama keramik cina, 

porselen dan barang antik yang lain.

 

Aku tak berharap, masih ada pagi 

yang tersisa di halaman rumahmu. 

Meski, pada dipan itu masih tersisa 

hangatnya bekas pantatku saat 

aku menikmati berjemur dihadapan mentari 

yang kadang nampak pada senyumu di pagi hari.

 

Dan kau tak perlu khawatir lagi, 

sebab sudah kubingkai sisa pagi pada memorimu 

yang kemarin kupungut dari tong sampah 

depan rumahmu sebelum fajar 

benar benar  menyelinap lenyap 

di tengah hiruk pikuk pasar. 

 

Saat kudengar para prenjak berkicau resah, 

menyaksian gadis gadis dengan pipi yang basah.

Sementara seorang lelaki mulai metik strings pada G minor.

 

Dan aku, 

terburu buru.

 

(2018)

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler