aku terpasung pada dinding tembus pandang
dinding dengan lukisan wajah serba cinta
silau mata disambar kilat putih sebilah pedang
kepala jatuh darah membersit dan itu bukan duka
sumbu habis lilin meleleh tangan meraba dalam gelap
hitam yang datang bukan bencana itu adalah cahaya
lahar membakar kereng adalah kalimat sempurna
lega yang datang aku temukan dalam ruang pengap
hijau hijau rindang rindang tampak di sahara
amuk badai amuk gelombang semua kisah cinta
terpasung aku pada tonggak alif yang menjadi ya
terpasung aku pada tonggak nol yang menjadi satu
dinding tembus pandang mengubah benci menjadi cinta
melengking ke langit suara dari batu batu yang bisu
201903011629 Kotabaru Karawang
Komentar
Tulis komentar baru