Skip to Content

Tatkala Musim Kampanye Tiba

Foto Penulis fiksi

Semasa dini dan senja. Jalur Aspal nan sempit meruah liang itu acap menggelar huru hara. Perkara suara suara. Mencuat dari derum jentera jentera Angkutan manusia. Bergabung beserta bell dan pekik manusia. Lebih-lebih gaduh begitu kurun menyongsong kesudahan dini dan senja. Gempar itu di cipta manusia nan kepingin lekas capai loka sasaran. Mereka Tiada mengingini sedikit keterlambatan. jalur itu mendatangi banyak metropolitan, Lahan pekerjaan, Sumber penghidupan. Harus Rela Bersesakan berimpitan berebut satu jalan. Dari kiri dan kanan. Tatkala itulah ketabahan ditindih letih. Mereka nan tiada betah sudahnya wajar menyisih. Susuri tanggul bakal melesat. Ketika tersendat. Ramai ramai lepaskan lengkingan klakson peringati gandaran nan beredar lambat. Jalur Aspal itu teramat ketat. Layaknya perangkap. Siapapun tiada mampu laju melesat. Di sertai meruah marka dan tikungan. Sewaktu waktu mampu ciptakan insiden. Tetapi Ihwal ini tiada sempat melantarkanya menjadi senyap. Barang sekejap. Karena semata mata inilah jalur tercepat. Di sebagian sisi rute ini Banyak Melambai bendera partai. Potret utusan orang kebanyakan. Atribut itu jua bersesakan berdesakan berserakan dari hari kehari. kiri dan kanan penuhi sisi luar bahu jalan. Berebut sedikit lahan di mana ia ditancapkan. Hingga mengaburkan situasi keindahan. Aspal ialah jalur kendaraan. Sedangkan Atribut kampanye adalah jalur kekuasaan. Keduanya sama memperebutkan bagian jalanan. Potret wakil rakyat di lengkapi visi misi. Kata kata persuasi. Yang berfungsi memperebutkan simpati. Cukup gaduh untuk yang peduli.


Sebuah catatan kecil tentang Demokrasi

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler