Skip to Content

Tiap darah yg membeku adalah doa ku

Foto chinta lintang

Usai sudah rangkaian rasa yg ku pertahankan
Pupus sudah penantian yg ku tunggu di telaga pelabuhan...

Kau akhirnya memilih DIA yg akan menjadi pendamping mu
Kau memilih DIA dari pada aku,
Aku yg selalu setia menunggu mu dalam gelap
Aku yg setia menanti mu dalam harap
Tapi inilah aku yg tak mampu berbuat apa2 selain ikhlas menerima semuanya...

Sementara apa yg harus ku lakukan....!
Luka harus ku terima...
Kecewa harus ku bawa...
Jika emang inilah akhir kenyataanya....

"TIAP DERU AIR MATA DARAH YG MEMBEKU ADALAH DOA KU"

Lirih ku dengar denting hening bunyi ketika selebat embun mengantar bumi...
Ku temukan selarik bait puisi
Sebarit hati serupa luka yang terlahir dari rahimnya sepi...

Nadi menjalar menjadi demikian getas,meranggas...
Ketika melerai berlahan kita saling meletakkan catatan mimpi yang belum usai kita akhiri...

Di antara kungkungan sayap cahaya...
Ku mencoba mengeja rangakaian tawa yang sempat kau titipkan pada senja...
Ku simbak dan ku buka...

Tapi apa...?

Ternyata semua hampa
Gelap telah pudar berlabur bersama deras air mata...
Hingga akhirnya kamu memilih DIA...

Achhhhh.....di tiap hebus angin menghempas jiwa ku..
Rindu ini terus mengebu menggigil menyebut nama mu..
Di situlah ku mulai merasakan getar empedu...
Begitu pahit ketika ku tak bisa bersama mu...

Chinta.....

Remang senja di antara riang rumpun ilalang..
Betapa lama luka ini akan terdiam di bilik-bilik kesunyian...

Ku tanya pada rembulan bersama kerlipnya bintang..
Dia hanya bungkam tak membilang...

Juga tentang angin yg mengelus lembut reranting perdu...
Dia pun hanya membisu...
Hanya mampu menggurat sebaris derita pada dinding-dinding malam yg kelabu...

Ku mendengar gemrisik daun mahoni bernyanyi...
Tentang sepi yang diam-diam lelap di hening perigi...
Sementara rembulan pucat pasi berkelana sendiri...

Di situlah ku masih dengar riuh rintih samar tawa mu,
Saat kita bercanda bercengkaraman bersama bayu...

Begitu terasa menyatu...!

Masih ku rasa lembut nada suara mu mendesah merama-rama di telinga ku...

Ochhh.....Chinta....

Sunggu ,masih sangat terasa saat bibir manis mu mencium&berkata kita akan hidup bersama selamanya...

Tapi apalah daya jika semua telah menjadi bayang hayalan..
Kala jemari mu telah terikat cincin pertunanggan..

Chinta......

Ku tak menyalahkan keadaan atau pada siapa...

Tapi inilah takdir kita...

Yg hanya mampu mencinta tapi tak bisa memiliki mu seutuhnya...

Aku ingin kamu tahu...
Walau pun lembaran kita dah berlalu...
Masa-masa kita telah tertelan sang lembayung sendu...

Tapi aku sangat bahagia,
Bisa mencintai mu walau hanya sebatas hitungan waktu...

Bersama mu..

Kamu dah banyak memberi ku sebuah kehidupan baru...

Aku bisa mengerti arti keikhlasan..
Aku bisa lebih memahami arti perpisahan...

Dan bahkan,hati ini bisa mengerti apa itu cinta sejati...

Terima kasih chinta...

Ku berharap kamu bahagia bersama dia...

Mungkin inilah akhir history memory cinta kita...
Akhir dari segalanya...

Maafkan jika ku tak bisa memberikan kado istimewa di hari pernikahan mu kelak..
Mungkin hanya sebaris doa yg mampu aku berikan untuk mu..

Selamat tinggal Chinta.....

Ku berjanji tak akan mengusik bahkan menggagu kehidupan mu lagi...

Hati-hati di sana,jaga diri,jaga kesehatan....

Tiap air mata darah yg menimpa adalah doa ku
Semoga kau bahagia selamanya....

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler