Skip to Content

Tidak Seharusnya Engkau Cepat Pergi*)

Foto Musafir Hayat

Kekasihku,

puisi telah selesai melukis mimpi kita

tepat saat  kau tabur bunga kemboja

di atas pusara duka

 

kekasihku,

mengapa begitu pendek perasaan kita?

sebentar-sebentar mudah putus asa

padahal langit masih menyiratkan tanda

masa depan cerah bagi cinta kita

 

kekasihku,

masihkah kau menyimpan seiris puisi

yang pernah kukirim saat kau khusyu berdoa?

ah, betapa kosong kekhawatiran kita

sebentar-bentar berdusta demi hilangnya luka

padahal garis pantai masih jadi cakrawala

batas antara mimpi dan cita-cita!

 

kekasihku,  

apa yang menyeretmu memutus nyawa?

padahal burung podang masih berkicau

padahal seiris puisi baru selesai kucerna

sebagai perekat kejujuran kita

 

 kekasihku,

masihkah ada rahasia antara kita?

sejak kau mengenalku lewat puisi

yang kukirim sebagai pertanda

kacaubalau – risaugalau hati tersayat

tajamnya pisau mahaduka

 

kekasihku,

seiris puisi ini hanya potongan cerita

yang tak pernah selesai kubaca

kerna engkau terburu meninggalkan

diriku sendiri pada jurang dalam 

dari hasrat yang menganga lebar


*) Mengenang Seorang Kawan

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler