Skip to Content

Tiga Jam Dua Belas Menit (10 puisi kosongku untuk Negri)

Foto Jabrik

 

1. Televisi Merah Biru

duduk bersanding bimbang
menatap kosong kaca jaman
mendengar lantang pecundang
umbar satu kepentingan

jatuhkan pelan pelan..


2. Seperti Badut

lihat wajah lucu
berkata sumbang
tentang janji
tentang Tuhan
dibawah indah kekuasaan


3. Penguasa

ini rakyatmu
injaklah
ini uangmu
ambillah
ini darahmu
hisaplah

lalu pergilah
dengan penuh dosa

dan dendam kami


4. Sang Terbebas dan Sang Terhukum

hanyalah pasal usang
bersembunyi padanya
untuk kebebasannya

karena pasal usang
menunjuk padanya
lalu menghukumnya


5. Salahkan

salahkan kamu
salahkan dia
salahkan mereka
kenapa menyalahkan
kenapa disalahkan

sebuah keharusan
untuk harga diri
yang sudah mati

di mata kami
kau hina


6. Racun

ibu pertiwi lihat anakmu itu
menebar racun ideologi
halalkan yang tak pantas
robohkan satu janji

mimpi indah negri


7. Tamak

.. menjadi lumrah
.. menjadi topeng
.. menjadi kebanggaan
.. menjadi satu denganmu
.. setan di kepalamu


8. Sandiwara

apa lagi yang harus kita dengar
persengkongkolan..? kesetiaan..?

mereka tak abadi
senyum menjadi awal
dendam berubah senyum
uang menciptakan raja


9. Preman

ada disana.. rejam kelemahan
ada disini.. amuk ke tak berdayaan

mulia disini sebab hanya aku
laknat disana hisap keringat kami

dalam gedung mewah hijau
berpestanya laknat yang terlaknat

akui saja..


10. Nyanyian Mereka

terdengar walau samar
di antara kemiskinan kami
yang sudah hitam

terlihat dengan gagah
angkara murka mereka
nyanyikan bait sukacita

ha.. ha.. ha..
ini bagianmu.. mu.. dan mu..
kita diam diam saja..

sementara disini..

mmmaaaakkkk...
upit lapaaarrr..

saabaarrrr...


ditulis oleh Jabrik pada: 3 Maret 2012; jam 0:12 ◄

Sedikit cerita.. 10 puisi ini saya buat dalam waktu 3 jam 12 menit, oleh karena itulah saya beri judul yang sama sesuai waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya. Puisi-puisi ini bercerita tentang peristiwa sosial dan politik yang terjadi waktu itu, atau mungkin hingga saat ini. Antara lain ialah bagaimana media televisi di Indonesia yang digunakan sebagai "corong" parpol tertentu untuk menjatuhkan lawan2 politiknya sekaligus membuat citra positif untuk partainya, tingkah para petinggi dan pejabat negara termasuk anggota dhewan yang terkhomat, carut marutnya sistem hukum, dan juga tentang kemiskinan yang ada di negri ini.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler