Sering kudengar keluh kesah dari bibir jiwa yang sempurna
Meracau, mendesah bahkan putus asa dalam hal sederhana
Aku tahu,
Tubuhku pincang tak mampu berlari dan berjalan
Tubuh pincangku bukan tubuh kaki
Tubuh pincangku ialah tubuh iman
Dengan tubuh pincang aku ingin berenang
Berenang menyebrangi samudera terbentang
Dengan tubuh pincang aku ingin berjalan
Berjalan melintasi kerikil tajam dan bebatuan
Dengan tubuh pincang aku ingin berlari
Berlari mengejar cita-cita tanpa harus lupa diri
Aku ingin menjadi pemulung tubuh yang puntung
Memungut dari tumpukan tubuh yang beruntung
Aku ingin menolong mereka
Yang melihat dalam ruang yang gelap
Mendengar dari ruang yang hening
Berbicara dari dunia yang bungkam
Menjamah dan melangkah dengan tubuh yang puntung
Aku tak ingin menjadi rakus
Seperti tangis teratai yang merindu air
Aku ingin seperti kaktus
Yang bertahan di tengah panasnya padang tandus
(Ende, 2/7/2016)
Komentar
Tulis komentar baru