tuan..
lihatlah kami..
pernahkah tuan mendengar kami mengeluh hanya untuk sebungkus nasi yang belum mengisi lambung kami.. tak pernah tuan.. kami makan yang ada hari ini, sebagaimana kami dulu tuan.. kami lapar untuk negri, demi mimpi tanah pertiwi..
sedangkan tuan..
kami tersenyum untuk tuan.. ketika tuan tertidur di kursi empuk karena terlampau kenyang sehabis menyantap dan mereguk keringat kami..
tuan..
lihatlah kami..
kami masih ingat betapa sakitnya ketika peluru musuh menembus tubuh kami.. kami juga masih ingat betapa sakit itu tak kami hiraukan yang ada dalam benak kami adalah sebuah kalimat.. "Merdeka"..
sedangkan tuan..
kami tersenyum untuk tuan.. ketika tuan berkata.. betapa sakitnya negara karena korupsi yang merajalela dan tumbuh subur dinegri ini, sedangkan kami tahu bahwa tuan tuan berpesta pora setelah mengucapkannya..
tuan..
lihatlah kami..
disudut sudut kumuh gubuk kami masih bersemayam hiasan burung garuda lambang kebanggaan negri ini.. masih ada sang saka lusuh yang setia mengisi lemari kayu kami..
sedangkan tuan..
kami tersenyum untuk tuan.. ketika kami hanya melihat foto tentang kebanggaan tuan pada kekuasaan di istana tuan.. juga berapa banyaknya sang saka yang tergeletak lusuh di sudut gudang.. terbuang..
tuan..
kami bangga dengan semua yang telah kami berikan pada negri ini..
dan kami yakin, tuan juga bangga dengan apa yang sudah didapat dari negri ini..
Komentar
Tulis komentar baru