Nestapa kenapa kau datang lagi
langit jakarta masih memerah
bara kata-katamu masih membara
hiruk-pikuk suaramu belum sirna
luka-luka belum sembuh sempurna
kini kau datang dan bertepuk tangan lagi
untuk suatu kemenangan yang kau raih
meski gemanya terasa melukai hati kami
yang masih percaya bahwa engkaulah wakil kami?!
Bila keterwakilanmu adalah suara rakyat
lalu rakyat mana yang kau bela dengan kehendakmu itu
bisik-bisik suara siapa yang kau dengar dengan hati
nurani siapa yang kau tangkap ketika merenung diri
beribu tanya muncul di hati, aku mempertanyakanmu
sebagaimana malam mempertanyakan matahari
bila esok lusa kami pun tersadar dari tidur panjang
masihkah gedung itu mampu menampung amarah
rakyat yang turun ke jalan-jalan, menyerbu para wakilnya!?
Komentar
Tulis komentar baru