Skip to Content

Video Klip Puisi Bacakanlah Kekasih

Foto Refdinal Muzan

Bacakanlah Kekasih

Bacakanlah kekasih
Bacakanlah selafaz zikir yang membuatku sejuk
menempuh jalan
Semua telah kita berikan pada nasib
sebelum langit berceceran jadi atap yang tiris
Tak perlu lagi seteduh tempat tuk berlari
begitu telah kita lengkapi tahun-tahun yang jurang
menimbun tasik dari gundukan pasir di tangan
berpegangan ketika malam-malam
menjadi pedang yang memisahkan

Tak perlu membalut semua dengan tangis
Bujuran kaku, genggaman tangan telah menjadi unggun api

di atas dataran sebuah lembah
saat "Auld lang Syne" semakin menghanyut di arus gitar
seperti dulu kupetik
sebelum cahaya kunang-kunang menayangkan

dongeng-dongeng sebelum tidur

Inikah puntung terakhir yang kita padamkan
sebab gelap yang pekat masih saja menjadi daun-daun
menyemaikan embun
kulihat sebutir bintang begitu pasi dijerang mentari

Ya, kekasih. Bacakanlah
bacakanlah tentang sebuah rumah pohon di tepi pantai
Tempat dulu kau menghimbau saat aku terdampar
dengan sejuta luka
Puing demi puing berbetah kutambal
reruntuhan tak pernah menjadi akhir sebuah sudah
selalu kita tampik jenjang demi jenjang sebelum
puncak menara itu hadirkan titik semakin jelas di ketinggian
Kibaran anak-anak rambutmu semakin melayarkanku
helai demi helai

Jangan , kekasih
jangan kau baca sebuah nama di atas batu nisan
sebab seekor burung gagak yang tadi hinggap
telah melengkapi sebuah duka
untuk kembali terbang menukik cakrawala
menebarkan aroma sepenggal doa
yang kau bacakan

 

21 Januari 2013

 

 


Komentar

Foto Refdinal Muzan

Pembacaan Puisi

Semoga bermanafaat

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler