Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Puisi

Kesaksian

Sudah kucatat di stambuk lusuh ini
seperti para tetuaku dulu pernah melakukannya

Segala kejadian baru dan yang mungkin di luar jangkauan nalar mereka

Yang Hilang dan Yang Datang

Dari yang hilang ku berdiri.

Mengetahui segala yang tak kunjung pasti.

Ku erat, lebih erat pada kecupan mimpi.

Apakah aku telah mati?

 

Ibu

Ibu,
Belum terjadi mimpimu padaku.
Yang menyesak hatimu, karena sebuah janjiku.

Ibu,
Dari debu masa lalu kini aku telah satu.
Satu pada mau, satu pada maju.

Ibu,

Masa Lalu Begitu Pilu

Masa lalu menjejali lagi pikiranku
Mengusik keadaan yang semakin melaju.
Andai ku berjalan lagi di waktu itu, ingin kusempurnakan semua kelakuanku.

Malam Untukmu

Aku bawa kamu mengitari sudut kota ini.
Ditengah bisingnya mereka yang begitu angkuh.
Tapi bukankah kita disini kan memadamkan rindu? Sepertinya pun hasrat sudah menggebu.

Rel Terpanjang


Gelisahku bernyanyi, pelan merdu dan malu-malu.
Senangku bersendu, terpojok pada sketsa yang ujungnya belum terbentuk.
Sedihku berlarian kecil, menyusuri rel yang teramat jauh.

Rasa

Terlalu dalam menembus nadi, kepingan hati remuk pasti.
Pada kenyataan buatku tersakiti, ku tahu cermin tlah berserakan di lantai.

Karena Kau Si Jalang

Kau Cantik, wajah mempesona dan indah tubuhmu buatku liar.

Melenyapkan aku dalam buai rayu anggunnya dirimu.

Perlahan aku jamah setiap lekuk tubuhmu.

Merantau

Merantau, saat memulai dan tergesa untuk mengakhiri.

Saat meniti dan tergerus ambisi.

Kidung Senja


Lembayung mebuka gerbang senja

Memainkan kidung Smaradana bertilam candra madya

Dan hapsara hapsari pun sibuk bercengkerama

 

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler