Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Puisi

jeritan hati

JERITAN HATI

Berjuta kenangan tela terajut

Beribu kisah telah di tempuh

Tegur sapa mu selalu terbangkan ku

Meski mata ini tak bertatapan

Cinta

Cintamu padaku

Lurus membujur laut lepas

Melaju bersama deburan menuju ke daratan

Namun , tak ada bunyi menghempas

 

Negeri Betuah, 19 Juni 2011

Lagu Kasmaran

Kalau diperkenankan aku menjadi mimpimu
Akan kubawa serta samudra dan bahteranya
Karena angin telah berjanji menjadi nahkoda yang setia

Kalau diperkenankan aku menjadi nafasmu

Sajak untuk Sang Guru

Mengantar pemakaman sajak-sajak liar kala itu

Di pagi buta ketika adzan subuh baru saja purna

Dipusarakan di bawah rerimbunan beluntas yang belum tumbuh akarnya

Bahasa Hati

Tidak akan ku tuLis dengan aksara jawa, karna hatimu tidak dapat membacanya.

Tidak akan ku ucapkan dengan  bahasa sanskerta, karna teLingamu tidak paham mendengarnya.

Domba Domba Liar

Kita...
Domba-domba liar
Terperangkap di lembah lapar
Menjimpit nasib di onggok dedaunan kering
Tak ada lagi rumpun belukar
Dan takdirpun mengering

Perseteruan

Rembulan merah tengadah
Merebahkan gundah di hamparan tanah basah
Meronce ceceran pasrah

Ketika setitik embun menyapaku
Kulipat tikarku dan beranjak

Kebekuan

Lentera itu...
Hanya menyisakan sekerlip cahaya temaram di sudut ruang kosong
Meski kupanggang tubuhku di tungkumu
Namun tak ada lagi bara yang menghangatkan nadiku

Hasrat Sepincuk

Aku hanya ingin menitipkan setitik asa
Di padang pesonamu yang berlaksa mil luasnya
Terserah akan kau tempatkan dimana

Tolong jangan kau berlari

Galau

Mengais kembali serpih bayangan yang tertinggal di cermin
Ketika sebentuk jiwa luruh dan teronggok di sudut waktu
Ah...
Kenapa jiwa ini tak bisa seperti daun keladi...

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler