Skip to Content

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Mungkin Aku Lupa

Aku mungkin lupa

dimana kusimpan aroma hujan

yang kauberi padaku waktu itu

Juga warna mata dan rona senyummu

 

KETIKA POLITISI BERPUISI

ketika politisi berpuisi

alih alih orasi

caci dan maki

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Lalik KongkarBelum UsaiMega Dini SariMungkin Aku Lupa
ombiKETIKA POLITISI BERPUISIKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG

Puisi

TERIMAKASIH YANG MULIA Puisi ke 58 dalam MENGHITUNG RINDU (1)

 

 

TERIMAKASIH YANG MULIA  

 

Terima kasih yang mulia biji lada

SENJA KUDA TUA

 

 

Senja kuda tua malang kakinya timpang

langkahnya congklang

Jejak Bapak Guru

BAPAK GURU..

KU INGIN BISA SEPERTIMU KELAK

BERDIRI GAGAH TANPA RASA GUNDAH 

MELONTARKAN KALIMAT HALUS NAN INDAH

 

BAPAK GURU..

antara cinta dan kebencian

menabur dan memelihara cinta 

adalah seperti menabur benih dan memelihara tanaman 

pelan dan harus penuh kesabaran 

ia tetap hidup dalam diam

bila kembang-kembang tak lagi rajin berbunga 

dan meluruhkan daun-daunnya 

jangan segera kau anggap ia tak akrab lagi 

dan enggan untuk menemani 

ketika hembusan semilir angin merasuk

ketika hembusan semilir angin merasuk

mebuka hari bersama fajar

sejuk menuntun langkah

untuk menemui-Mu

menyusuri jalanan sepi

kita hanya menjalani

kini kita masih saling menanti dari tepian yang beriringan

dan sesekali bergeser pada tepian yang berhadapan

kita masih bisa saling bica lewat kerlingan

ingin kutabur wewangian ruhaniah

telah kuinjakkan kaki di area pemakaman ini

di sini jasad para leluhurku telah menyatu dengan bumi

yang tak lagi bisa kukenali

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler