Aku mungkin lupa
dimana kusimpan aroma hujan
yang kauberi padaku waktu itu
Juga warna mata dan rona senyummu
ketika politisi berpuisi
alih alih orasi
caci dan maki
IRAMA NAN BERSENANDUNG
Kemirau @ Sang Murba
“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.
Bayangmu yang menyapaku dalam setiap malam.
membuat hati menjadi risau karena rindumu.
ku tuliskan goresan pena untuk memanggil namamu.
MIMPI ABADI
Oleh: Emil. E. Elip
Ketika aku kecil dulu mimpiku
pingin jadi dosen, pingin jadi ilmuwan,
pingin jadi pengusaha…
HEMBUS NAFAS....
Oleh: Emil E. Elip
Kita mungkin hanya akan
dua kali saja dalam hidup
menghembuskan nafas paling bermakna.
Ia adalah mesin waktu
Mengulas sepotong kisah ditengah runtuh yang luluh
Menjernihkan jenuh yang telah kumuh
Membawaku pada lalu yang lalang
Tak dapat berbuat
Hanya ada iba dalam sudut pandang
Merasa terpojok oleh kenyataan
Merasa takut sebab penglihatan
Tuhan
Aku abu-abu yang menjelma menjadi biru
Aku bayangan hitam di bawah sinar rembulan
Aku hanyalah luka yang tertawa
Duka yang bahagia
Bambu-bambu menari gelisah Angin berbisik, cemas dengannya
Irama lagu yang kau mainkan…
Saat resah membelai sukma…
Ada cinta disana,
Dan kita menikmatinya meski sedetik saja.
kembali kita menelusuri jalan yang telah kita lalui
untuk menemukan kembali keteduhan
kembali kita siram benih yang telah kita tanam
siapa tahu akan tumbuh kembali
ingin kugoreskan ujung pena di atas kertas putih
tapi ternyata aku tak sanggup lagi menggoreskannya
bukan karena jemariku yang lunglai
Komentar Terbaru