Aku mungkin lupa
dimana kusimpan aroma hujan
yang kauberi padaku waktu itu
Juga warna mata dan rona senyummu
Renjana
Oleh Iyus Yusandi
senja kini
lembayungmu tak ronakan semburat jingga
Ada yang ingin disampaikan ombak
melalui gulungannya
sesuatu yang ingin ia ceritakan
bersama deburan
tapi, selalu tertahan di bibir pantai
PEREMPUAN JALANG, 1
Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala
senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan
sebelum tidur, ibu datang
dan berdoa untukku.
ia berulangkali menyebut nama-mu, eva.
aku perlahan lelap.
namun sebelum nyenyak, sempat kubisikkan
HIDUP (IV)
: Bunga kasih
Oleh: Gerobakata Kenarock
Biarlah langit malam ini menjadi hitam
Tanpa ada kilau bintang maupun bulan
HIDUP (III)
: Perempuanku
Basuhlah dengan perlahan tangan dan wajah
meski ditengah dingin menggigit kulit
HIDUP (II)
: Basuh lukamu
Andai saja kita bisa memilih titah hidup
tentu akan dapat mendahului sesal
HIDUP (I)
: Lentera, Jiwa, Cinta dan Kamu
bila aku nyalakan lentera
dipekat malam
rona senja akan datang
Berdo’alah
Sesaat hati tak berfikir tentang hal lain
Tangis tak tertahankan terusap kain
Kelak, diri di akui sebagai kaumnya
BUKU DAN RUAS
YANG MEMEKIKKAN NAMA
Akhirnya kabut putih yang menyelimuti bukit tersibak juga
MAGENTA MALAM
Merona langit kota
Angkasa merupa lepas senja
Garut gilap kemerahan
Edar merah fusia
Nikmat mata memanja
DEMIKIAN
Demikian aku mengagumi dataran-dataran indah
Komentar Terbaru