Skip to Content

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Mungkin Aku Lupa

Aku mungkin lupa

dimana kusimpan aroma hujan

yang kauberi padaku waktu itu

Juga warna mata dan rona senyummu

 

KETIKA POLITISI BERPUISI

ketika politisi berpuisi

alih alih orasi

caci dan maki

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Lalik KongkarBelum UsaiMega Dini SariMungkin Aku Lupa
ombiKETIKA POLITISI BERPUISIKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG

Puisi

Puisi ke 62 dalam Menghitung Rindu (1)

 

 

KISAH MELATI DAN KENANGA  

 

Melatiku telah pergi kenangaku telah tiada

Puisi ke 61 dalam Menghitung Rindu (1)

 

 

LANGIT PAGI DAN BULAN BULAT PUCAT  

 

Pagi redup di langit timur cerah di langit barat

Puisi ke 60 dakam Menghitung Rindu (1)

 

BUKIT PUTIH  

 

Bukit putih diselimuti awan tipis merah muda

PENCARI ISTANA

 

MENGAMINKAN

 

MUNAFIK


Bisa sembunyikan yang tidak baik
Bila titah terdengar palsu
Berubah lah sikap
Sifat ganda tercela
Sonata yang kejam
Ketika hidup dan mati mengerikan

BICARALAH

 

Lelaki itu berdusta pada tuannya
Seharian diam tak sepatah kata Hulutnya bauk
Berbohong apa lagi ke pada tuannya

andaiku

Kalau boleh kutahu apa yang ada di hatimu

Ku pasung ragaku untukmu

kalaulah boleh kutahu apa yang tersirat dalam ucapmu 

kusiapkan yang paling sungguh

Pulang kembali

Aku tidak bisa memotret duniamu

Aku tersesat dalam bias-bias bayang yang kau buat

Aku terus berputar-putar dalam bianglala yang kau bolak balikkan arahnya

Banjir Bima

Saat Sang Bima sedang panas membakar

Kau babat habis hutan rindang itu

Jangan sisakan satu pokok air, biarlah Ia kering terkulai

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler