Skip to Content

All About Her (kumpulan surat 1426)

Foto Muhammad Nadjib Sadjak

Aku mencari

Yang percaya tanpa tanya

Melihat tanpa mata

Mendengar tanpa telinga

 

Aku mencari

Yang bicara tanpa kata

Memahami tanpa bahasa

Menangkap tanpa makna

 

Hanya rasa

Tanpa hiasan apa-apa

 

Shofar 1426

 

 

 

Gerangan apakah

Yang mengganggu damai  dan hariku

Ketika bayang wajah melintas, menyapa?

 

Kerinduan berapi, cinta berlebih

Menyiksa, merampas sunyi sepi

 

Gerangan apakah

Yang mecuri mimpi dan hariku

Ketika sekulum senyum tersungging merekah?

 

Aku tak kuasa, terlena, termangu dalam angka dan kata-kata

 

Biarkan oh biarkan!

Aku begini

Menahan, meredam sakit yang menggrogoti

Sendiri tanpa bertemu, berjumpa

 

20 shofar 1426

 

 

 

Biarlah air mata tak berharga

Jatuh begitu saja

Saat sunyi senyap memperolok perangaimu

 

Bukan tak sedap atau elok di pandang

Tapi, karena kekerdilan fikiran yang mencipta aturan ini dan itu

 

Mestinya engkau bebas berteriak

“MERDEKA” pada khalayak

karena engkaupun corak kehidupan yang menghias jagad raya

 

Tapi, biarlah mereka berkata

Dan sesekali dengarlah!!

Akan ada yang selalu memujimu, memahami dan menghayati tingkah lakumu

 

14 Shofar 1426

 

 

Bukan karena mata bercelak

Alis menarik, bulu mata lentik

Atau hidung kecil, bibir mungil, dagu degil

Pun pipi merona, kening licin

 

Bukan caramu berjalan, menyapa, memandang

Atau caramu berkata-kata, diam, tertawa

Pun caramu marah, acuh tak acuh

 

Bukan, bukan itu!

 

Bukan karena wajah, gaya, pesona atau apa namanya

Aku mencintaimu

 

Tapi …

Dengan begitu saja

Dan tiba-tiba

 

18 Shofar 1426

 

 

 Lalu …

Akupun enggan beranjak, melangkah pergi menjauh

Seolah diriku berkata :

“bukan karena tidak ada kesempatan engkau harus tertahan, melainkan melewatkan sebuah kebersamaan adalah kerugian”.

 

Lalu …

Akupun tak merasa bosan berjam-jam duduk berhadapan

Seolah diriku bertanya :

“pesona apakah yang membuat aku betah memandang, menghayati, menggali rahasia yang tersembunyi?”

 

Lalu …

Akupun tak puas

Dengan sebatas penalaran

Seolah diriku meminta :

“manis …

katakanlah!!

Semua yang tak ku tahu

Jadikan aku bagian darimu

Biar dapat aku sentuh luka ceriamu, keluh kesahmu, cinta kasihmu, harapan, impian, keinginan, ketakutan, kegelisahan, kegundahan, kebimbangan, keyakinan, kepercayaan, keutuhan, keserasian, kenyamanan, kebahagiaan yang kau damba.

Biarkan semua menjadi nyata”

 

Lalu …

Akupun menunggu, menanti, mengharap engkau berkata-kata.

 

13 Robi’ul Awwal 1426

 

 

 

Aku lihat semua yang tampak

Begitu jelas di kelopak

Aku, kamu tak bisa mengelak

Menyerahlah !!

 

Hari ini, itu

Sama saja

Hanya aku yang setia

Mendekatlah !!

 

16 Robi’ul Awwal 1426

 

 

 

Terasa aneh …

Bila sehari tak bertemu, bertatap, bercakap denganmu

Semacam keinginan menggebu

Tak dapat di tolak

Tak dapat di rayu

 

Sebegitukah aku mencintaimu?

“Terlalu”

 

Aku ingin mencintaimu

Dengan sewajarnya

Dengan biasa dan bersahaja

Tanpa berlebih dan basa-basi

 

29 Robi’ul Awwal 1426

 

 

 

Kekasihku itu …

Terkadang menjengkelkan

Dia tahu kalau aku tak setuju

Tapi, masih saja membuatku cemburu

Aku memang cemburu

Dan benar-benar cemburu

 

Kekasihku itu …

Terkadang terlalu

Dia tahu kalau aku tak mau

Tapi, masih saja mengacuhkanku

Aku memang marah

Dan benar-benar marah

 

Tapi …

Kekasihku itu

Sangat mencintaiku

Dan aku tahu itu

Maka, akupun mencintainya dengan kesungguhan

Dan tidak menganggap penting yang lain

 

29 Robi’ul Awwal 1426

 

 

Apa arti menanti

Bila dia telah di sini:?

Tak terasa

Walau lama mendera

 

Waktu ini …

Berjalan  begitu lambat

Seolah menghardik diri terkoyak sepi

 

Ah … apa arti menanti

Bila dia telah di sini?

Tak terasa

Walau lama mendera

 

29 Robi’ul Awwal 1426

 

 

 

Biarkan apa adanya

Mengalir begitu saja

Tanpa mencoba tuk menangkap pun menghindar

Biarkan semua terjadi dengan sendiri

 

Saat tertawa

Saat marah

Saat air mata menerpa

Sebab, pada saatnya

Semua kan tiba

 

Dan kita akan tetap bersama

Saling menjaga, percaya

Walau terkadang kesalahfahaman tercipta

Saling memberi, menerima

Dengan kesamaan rasa

 

Kita …

Akan tetap bahagia

Karena kita telah setuju

Kita telah mau

 

3 Robi’ul Tsani 1426

 

 

 

Engkau …

Membunuhku berlahan-lahan

Merobek, mencabik

Aku terbakar

Aku terkapar

 

Rasa ini …

Tak dapat ku redam

Tak dapat ku pendam

Bergelora, bergejolak

 

Hanya amarah

Hanya dendam

Hanya kegundahan

Hanya keabsurdan

 

4 Robi’ul Tsani 1426

 

 

 

Bila dibandingkan dengan rasa cintaku

Rasa cemburuku tidaklah ada apa-apanya

 

Namun …

Bila perasaan itu muncul

Rasanya …

Hati ini tertusuk duri

Sakit, sakit sekali

 

1426

 

Kekasihku di rundung duka

Tapi, aku yang terluka

Dia bersedih, menyesali diri

Tapi, aku yang merasa

 

Kekasihku gundah gulana

Dan akupun gelisah

Dia meratap, menghujat diri

Dan akupun tersiksa

 

Kekasihku ..

Menangislah !!

Menangislah sepuas-puasnya

Keringkan dan habiskan semua

Akan tiba saat tertawa

Segera!!

Sebab, ribuan kata telah terangkai dalam do’a

 

 

6 Robi’ul Tsani 1426

 

 

Dan saat kerinduan datang

Bergelayut, mendendangkan lagu sumbang

Kegelisahan panjang bertandang, mengalun bak gelombang

 

Kerinduan ini …

Kekasihku !

Yang menoreh luka pedih di hati

Mengiris, menyayat menggores sendi-sendi

 

Aku …

Yan di rundung rindu

Hanya ingin bertemu

Memandang wajah ayumu

 

 

14  Robi’ul Tsani 1426

 

 

 

Tiba-tiba …

Aku ingat wajah manismu

Sehari semalam penuh

Mengobrak-abrik akal dan kesehatanku

 

Tiba-tiba …

Aku ingat senyum misteriusmu

Sehari semalam penuh

Memporak-porandakan akal dan kewarasanku

 

Tiba-tiba …

Hari ini aku merindukanmu

 

14  Robi’ul Tsani 1426

 

 

 

Di persimpangan itu …

Kau tersenyum mengumbar tawa

Tampak anggun dalam kerudung ungu

Wajah mungil lugu yang ceria

 

Berjalan dengan khas melambai

Lurus kedepan pandangan tertuju

Sejuk jiwa tak terabai

Menikmati gaya pesona utuh

 

Kau …

Keindahan

Kau …

Kekaguman

 

Di persimpangan itu ..

Aku mematung

Aku membisu

 

21 Robi’ul Tsani 1426

 

 

 

Keakraban yang hangat

Lembut terbalut kasih

Corak warna menghias

Setiap kecap yan terucap

Syahdu !

 

Jiwa yang membelai

Hati tulus ikhlas

Mencipta kebersamaan apik

 

Harupun meliput nanar mata

Iri memandang

Ta’jub bergumam

 

Sungguh …

Kedekatan yang elok

 

23 Robi’ul Tsani 1426

 

 

 

Aku tak memahamimu sepenuhnya

Saat kau diam seribu bahasa

Menyimpan kekesalan yang tak ku tahu sebabnya

Saat kau mulai bicara kata-kata

Menyampaikan ungkapan yang tak ku tahu maksudnya

 

Aku tak memahamimu sepenuhnya

Saat kau acuh tak acuh memandangku

Menganggap tak penting kehadiranku

Saat kau salahfaham menanggapiku

Menganggap remeh penjelasanku

 

Aku tak memahamimu sepenuhnya

Saat kau berkeluh kesah padaku

Menjadikan aku bingung dengan tingkahmu

Saat kau jemu dengan kunjunganku

Membuat aku malu dengan diriku

 

Aku tak memahamimu sepenuhnya

Saat kau bersikap manja

Merobohkan keakuanku yang membaja

Saat kau bersikap ramah membuat aku salah tingkah

 

Aku tak memahamimu sepenuhnya

Maka, biarkan aku memahamimu seutuhnya!!

 

 

10 Muharram 1426

 

 

 

Lalu apa bedanya;

Kau berkata “ya” dan tidak adalah kehendak?

 

Aku hanya menerka

Aku hanya bertanya;

Kenapa?

 

Bukankah sama

Saat kau berkata cinta?

Lalu, apa bedanya

Kau menatap dan membuang muka?

 

Aku hanya menerka

Aku hanya bertanya;

Kenapa?

 

2 Rojab 1426

 

 

 

Penghianatanmu tak kuhiraukan

Hanya bila hatiku harus hancur

Hancurlah !

Dengan apapun caranya

 

Dan akan aku ni’mati kesedihan dan serpihan-serpihanya

 

2 Rojab 1426

 

 

Sepertinya …

Aku harus mematahkan hatiku beratus-ratus kali

Hingga dapat aku ketahui;

Seberapa dalam keterpurukanku

 

 2 Rojab 1426

 

 

 

Tentang dirimu …

Bagaimana aku bicara ?

Engkau seperti jawaban yang sederhana tapi mengena

Seperti pertanyaan – pertanyaan yang mengalir begitu saja

Atau seperti teka-teki yang penuh dengan tanda tanya.

 

Tentang dirimu …

Bagaimana aku bicara ?

Engkau seperti kegundahan yang tak bertepi

Seperti kegelisahan yang tak berujung

Atau seperti ketakutan yang mencekam

 

Tentang dirimu …

Bagaimana aku bicara ?

Engkau seperti mata air yang kering

Seperti salju yang meleleh

Atau seperti panas yang dingin.

 

Tentang dirimu …

Bagaimana aku bicara

 

10 Rojab 1426

 

 

 

Menangis tersedu

Mata sayu yang sendu

Terbakar kata

Menusuk, meluka

 

Sadarmu akan cintaku

Tak mampu membendung amarah

Ma’af wanitaku!!

 

1426

 

 

 

Dia berkata “YA”

Tapi tidak sepenuhnya

Padahal aku tahu

Dia benar-benar mau

 

Tapi aku bahagia

Dia menyerah begitu saja

 

Apa yang telah aku lakukan ?

Aku bertanya

 

1426

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler