Skip to Content

MALAM BERGARIS

Foto Pejalan kaki

MALAM BERGARIS

 

Jalan. Jauh, dan aku merasakan. Tak ada kata berhenti, bahkan sejenak.

Dia berjalan tapi entah kemana. Dia berlari tapi entah untuk apa. Banyak persimpangan telah dia lalui dan terabaikan.

Abu. Tidak begitu jelas. Sempat memudar, memutar dan balik lagi. Tak ada kepastian. Panjang seolah tak ada ujung. Berliku bak nada orkesta yang merayu. Tapi dia tetap diam. Senyum semu. Dan aku melihat.

Dia ingin menoleh, tapi background hitam itu menjadikannya dia takut. Tak ada batas dan dia tak tahu. Dia terus mengikuti nalurinya. Hentak kaki itu mulai terdengar tapi tak terhiraukan. Senyum itu mengatakan, dia merindu. Rindu itu terpampang di binar matanya. Dan kini menjelma bayangan kaki itu. Abadi memang. Tapi hanya hitam. Tak ada sosok lain. Hanya dia.

Takjup. Dia mampu berhenti. Tangan itu mengepal. Lembut tapi air itu menghancurkan. Tawa itu tak jelas. Mungkin duka. Atau kaki itu? Atau mata itu? Belum ada warna. Kaki itu mulai goyah, mengelak, ingin menentukan sendiri. Mungkin itu hati.

Kenapa matahari tak kunjung gelap, apa karena bayangan itu? Semakin turun semakin panjang. Dia ingin mendekat. Mungkin saja ingin menyatukan bayangan itu.

Tunggu! Bayangan itu menyatu dan tak ada ujung. Menjadi sulit. Abadi, tak ada yang tahu.

 

 Surakarta, 2012

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler