Skip to Content

Malam Pengantin

Foto Widya Juandi

Malam Perkawinan

Ø  1

Kudengar negeri tetangga tengah mencari calon pendamping, bagi putra mahkotanya,,, akhh andai saja aku tak buruk begini, tidakk,, tidakk,,, kita ganti saja ceritanya..

Ø  2.

Aku terlahir sebagai seorang putri direktur perusahaan tambang batubara, hidup berkecukupan(atau berkelebihan??). Wajahku amat manis,, dengan lesung pipi yg di ukir langsung oleh dewi kecantikan..  

Aduhh … aduhh.. perfect sekali ,, rasanya kita harus ganti cerita (lagi)…

Ø  3.

“gbrruuukkk…..” parang berlumuran darah segar itu kulemparkan di sudut kamar, Aku masih gemetaran..

“Aku tak hendak menikah,, selain denganmu”… Suara itu terngiang di antara keringat dingin ku,, oohh.. betapa engkau telah membuat harapan-harapan yg ku tanam menjadi hancur, terbakar hianat.

Andai saja pertunangan kita belum terlaksana,, Andai saja si Ma’ruf tak lebih kaya dariku,, semua tak kan seperti ini, tatapan tetangga-tetangga itu, rasa malu bapakku.. Ooohh,, mengapa tak segera diselenggarakan saja hukuman mati bagi para koruptor itu, agar beritanya menjadi topik hangat,, agar mereka lupa pada nasib malang ku.. ahh,, tapi mungkin tak juga berpengaruh, sebab orang-orang di kampungku tak pernah peduli, ‘’Negoro wes ono seng ngatur, sekarep’e”(Negara sudah ada yg mengatur, terserah),  mereka berkata demikian sambil berlalu menggendong bakul, atau menjemur tiwul.

 

                “Mas No..!!! Mas No..!!! wong kulon geger, jare si ma’ruf digorok  wong, ayo ronoo.. (Mas

No.!!! Mas No..!!! orang di arah barat ribut-ribut, katanya si ma’ruf dibunuh orang, ayo kesana)”

 

Tembang-tembang jawa terdengar sayup-sayup dari kejauhan, berasal dari rumahmu. Janur kuning telah terpasang..

Aku rasa takkan pernah ada pernikahan besok.

Aku menang!!!

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler