Kau meminjam belati puja – puji pada sang Dewa untuk
memuja syairKu yang terlampau dini namun memahat perih
dalam kalbu Ku lantaran pujaMu terlampau
lihai dan lancang mencurangi Realitas
Antisipasi itu tameng menolak prahara sebab untuk apa menyulam ikhtiar dalam jani setia jika gemetar prinsipMu mengenggam erat hubunganMu ketika keindahan yang bergentanyangan diluar sana lihai merayu kelopak mataMu, mengoyakkan prinsipMu hingga ikrar setiapun tersobek hingga mengangga luka pada hati yang kau labuhkan janji.
Kenapa ???
Jawab tanyaKu agar rela kau Kulepas pergi dalam memory ingatanKu bersama permainan hati yang kau lakonkan menyulu sumbu cemburuKu terlanjur memahat kecewa dalam hati. Lentera yang kau nyalakan untuk memburu cemburuKu kala memberiKu makna agar bbibirKu tak lihai menghujatMu lantaran kemarin sempat memujaMu, kala pesona caraMu mencintaiKu masih mengecup keningKu dengan mesrah.
Engkau bagai saudari buatKu sekalipun bukan serahim. Kutitipkan titah Tuhan padaMu “ jangan kau biarkan sungai kecil mengalir dari kelopak mata bening teduhMu hanya teruntuk tuanMu yang pecundang dibalik pulau nun jauh disana. Pecundang yang mencundangi cinta yang dulu dia agung – agungkan kemudian menoreh luka diatas dinding kalbu tempat segala pengharapan dan Ikhtiar tumbuh kau semaikan.
Akh maaf saudariKu jika lancangKu mengaklaimNya pecundang lantaran kasih sayang itu sumber bahagia namun kenapa rasanya mencemeti tulus rasaMu tanpa sudi peduliNya ??? meninggalkan hati yang duluNya ia tinggikan, menyulam aksara rasa yang lihai menggoda namun kerap menyimpan kemunafikan.
Berhentilah sejenak, ambil jeda diantara gundukan airmata yang menggenangi wajahMu karena dia tidak benar – benar menyayangi karena meninggalkan hatiMu yang tak mampu Ia menangkan sampai pda pelaminan. Ikhtiarlah pada hatiMu agar darinya kau semakin dewasa dalam mencintai dan semakin baik memilah dalam mencintai hingga datang tuanMu yang dikirim Tuhan untuk menemaniMu sampai surut usiaMu.
Jadilah sebaik – baiknya perempuan karena perempuan itu sejeluk alam sebab dari rahimny lahir generasi.
Komentar
Tulis komentar baru