Hari yang kurasa tetaplah sama
Sama seperti kemarin, hari yang sangat biasa
Pada suatu ketika malam yang gelap
Apakah kau masih terus bersinar
Mengajaku minum kopi lalu berbicara
Tentang masa depan yang kau impikan
Kabut tebal mulai menipis pelahan seraya
Menyambut sang mentari yang muncul di alun - alun surya kencana
Pagi yang sangat indah mulai kurasakan dinginnya dalam diam ku mengingat kau
Andai saja kau disini menyaksikan cahaya kuning turun di sela - sela belaian dingin pagi itu
Terang pun mulai terlihat menjadi hangat sehangat kasih, dalam detik mulai kurasakan kesepian yang dalam sampai dengan kerlap kelip kota Bogor waktu itu
Apakah kau masih berkata kau sama seperti diriku, dengan senyum kau berucap
Tapi perlahan kau mulai menjauh, lama tak kurasa pahit nya kopi malam itu.
Komentar
Tulis komentar baru