Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Sastra Lama

Puisi: Sang Guru

Sang Guru

 

Guruku yang kusayangi.

Engkau bagaikan ayah ibuku.

Mengajar dengan cinta

Memberi dengan rahmat.

 

Guruku yang penyayang.

Mengajar tanpa lelah

Memberi ilmu dengan ikhlas

Percakapan bumi dan langit

 

Di suatu masa, Buana telah menyeru kepada langit, Wahai engkau yang dinamakan langit, Apakah kau tiada melihat Seluruh yang ada di atasku telah lama menggeliat, Mereka menjerit-jerit. Tanah yang ada di permukaan ku telah lama kerontang, seluruh Insan manusia pun mulai murung. Rumput beserta segenap makhluk rasakan kekeringan yang mengakibatkan sengsara tiada ujung.

Gengster-gengster

Kisah ini di mulai dari dalam sebuah kapal kargo bernama Platipus, di mana kapal ini sudah sering di gunakan sebagai alat transportasi dalam banyak operasi penyelundupan barang barang ilegal, di antaranya seperti Berlian, Heroin, dan juga mobil-mobil sport. Kapal ini sendiri mempunyai beberapa kru yang bertugas di masing masing tempat.

Di Perjalanan

Di Perjalanan

Oleh : Asep S. Azhar

 

Menuntun langkah menuju takdir-Mu,

Ya Rabb

hari ini aku berterus terang

biar terang terus

do'a-do'a telah menjadi bait

pada lembar cita hati

 

di perjalanan mengantarmu pulang

kita berbincang

mengumandangkan harap

yang tak sempat

Istriku

 

Sejeluk Alam

Kau meminjam belati puja – puji pada sang Dewa untuk

memuja  syairKu yang terlampau dini namun memahat perih  

dalam  kalbu Ku lantaran  pujaMu terlampau

lihai dan lancang mencurangi Realitas

 

tak berjudul

membuka mata pada pagi hari

ku kira hari itu akan penuh energi

mengapa sesuatu yang buruk terjadi?

terlintas ingin pergi meninggalkan

pergi menjauh hempas kegalauan

apa daa tak bisa berjalan

tak bisakah tenang agar ciptakan suasana senang

sebuah pertanyaan

kenapa jalan tak sesuai bayangan?

selalu saja tersisip halangan

bagaimana berpikir kedepan?

selalu saja tak diberi pilihan

bagaimana kecil menajdi besar

jika selalu tak dibiar

perlahan

perlahan aku mencoba memahami atas apa yang telah terjadi

perlahan aku mulai melupakan, biarkan terjadi semua kejadian

perlahan aku kembali, impan yang sempat terkubur aku gali

perlahan berjalan menatap kedepan

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler