Skip to Content

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Dua Ratus Kalimat Cinta untuk Mey

Lantunan ayat-ayat cinta itu kembali hadir dalam kemarau hatiku yang kian gersang, dua ratus ayat cinta itu menggantikan sembilan puluh delapan harapan yang hanya menjadi kenangan yang kian menyesakkan. Kini seratus dua harapan baru telah menjemputku untuk menjadi wanita yang paling sempurna setelah jubah hitam sempat menyelimutiku saat aku merasa benar-benar rapuh.

Mungkin Aku Lupa

Aku mungkin lupa

dimana kusimpan aroma hujan

yang kauberi padaku waktu itu

Juga warna mata dan rona senyummu

 

KETIKA POLITISI BERPUISI

ketika politisi berpuisi

alih alih orasi

caci dan maki

Salman ImaduddinMolotov TerakhirHidayatul KhomariaDua Ratus Kalimat Cinta ...
Mega Dini SariMungkin Aku LupaombiKETIKA POLITISI BERPUISI

Karya Sastra

esai budaya

Sumber: Catatan Budaya KR Minggu, 25/10/2015

TRANSFORMASI DAN EKSISTENSI SASTRA BANYUMAS

Oleh:  AG ANDOYO SULYANTORO  

Dalam Sunyi, Aku Melawan

Dalam diam yang panjang, aku berteriak
Tapi suara itu hanya kembali padaku
Seperti gema dari tembok hati yang retak
Aku masih di sini, walau tak utuh seperti dulu

Mereka Milik Kita Sejak Awal

Jika kita memilih untuk berlutut dan peduli,
cahaya yang mereka butuhkan selalu ada di sini.
Peluklah anak-anak, jagalah mimpi mereka.
Angkat hati mereka dengan tema-tema damai.

Senandika

sekali ini akan kubiarkan angin ingkar janji

Ketika Pasal Menjadi Puisi: Menafsir Keadilan Lewat Sastra

Hukum dan sastra adalah dua jalan yang tampaknya berbeda, tapi keduanya menuju pada satu tempat: keadilan.

Saya adalah seorang advokat. Tapi saya juga penulis. Dan dari pengalaman saya menyentuh kehidupan orang-orang yang terpinggirkan, saya belajar bahwa hukum tidak selalu bisa berbicara sendiri.

BERLALU ADALAH AKU DI SINI

Aku terdiam di dataran rel kereta api
Menunggumu lama
Menatap jendela ada bayangan a
Adalah dirimu gelisah
Membiarkan bintang di langit jatuh berguguran

tuntun kami pada jalan-Mu

tatapan mata hatiku dari sudut renungan

menyapa sela-sela kesibukanku

untaian perjalananku, istri dan anak-anakku

bahwa saat ini semua mendaki

Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler