“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.
Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja
Tak sengaja kutemukan sesuatu dari laci terbawah lemari kayuku yang sudah usang, sebuah buku... ya sebuah buku yang mengingatkanku akan dirimu. Di dalam buku terdapat beberapa lembar catatan kecil tentangmu. Pikiranku menerawang memikirkan gerangan dimana kau sekarang.
Kuhampiri bangku terasku yang nampak berdebu, kumanjakan punggung dan kaki kakiku disana setelah seharian menyusuri jalan jalan kota. kumanjakan pula kedua mataku dengan terpejam beberapa saat, dan bagian terbaik dari hari siangku ini adalah saat kuteduhkan tenggorokanku dengan segelas es kelapa yang kubeli di depan jalan tadi.
Dulu di bawah pohon mahoni yang subur itu anak-anak berkumpul. Membicarakan satu dua hal tentang rencana-rencana gila permainan mereka. selayaknya anak-anak. 2 X 2 pun bagi mereka kadang-kadang tidak sama dengan 4. Sekawanan mereka bagai srigala yang banyak akal. Buas, nakal, sangat suka mengganggu. Orang-orang kampung sudah hafal tabiat anak-anak kecil itu.
Komentar Terbaru