Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Karya Sastra

mimpi

terseok langkah kaki mengejar mimpi

bandul besi yang melekat semakin terasa berat

ujung kuku jari tanganku tlah menyentuh mimpi itu

Obrolan Dua Kelelawar

Dalam remang remang lorong kota

Dua ekor tikus hitam tampak saling berdecit

sementara tak jauh diatas mereka

dua ekor kelelawar menggantung sambil memperhatikan dua tikus tadi

Kelelawar pertama bertanya... "suara apa itu?" kelelawar dua menjawab ..."biasa tikus got sedang bergosip"

"gosip?...gosip apalagi? sepertinya seru juga nih"

Kenangan kopi cintamu

Beranda hati ini kini selalu sepi, sejak hingar bingar cintamu tak lagi menemani kehidupanku, padahal dahulu hari hariku seakan tak pernah sepi, ada dan tiada dirimu hanya ceria bergelung di hatiku, karena ku tahu sore nanti pasti kau kembali.

Semangat diantara debu dan panas kota Jakarta

Panas matahari  di belahan utara kota jakarta membuat tenggorokanku serasa kering, perlu sesuatu yang menyegarkan. Kuparkir motorku di sebuah pelataran kantor BUMN, sambil beristirahat kupesan segelas minuman. Nikmat rasa minuman mengalir membasahi kerongkongan ini. Tak berapa lama datang menghampiri seorang bocah dengan selempang sebuah kotak perkakas dibahunya.

Bukan Gatot Kaca

Aku bukan besi..
Masih serapuh kering jerami..
Bukan pula baja..
Masih ranting lemah yang sama..
Masih lapuk yang menunggu binasa..

Tak sekuat kawat..

Kata-kata Sederhana

Aku..
Bukan hitam diatas putih..
Melainkan putih diatas hitam..
Karena Kata-kata Sederhana..
Bukanlah sebuah noda..

Galau dan harap dalam sinaran bulan

kedip genit bulan malam ini temaniku membuka pintu

pintu hati dan jiwamu yang galau

berharap akan iringan awan malam ini yang tak mungkin berarak

tawamu datangkan cahaya

kini kau tertawa

tak seperti dulu kau berkata

mana bisa seperti itu

tanpa mimik bercanda kau pun marah

marah pada malam yang tak jua terang

“Bukan dosa Maria Ozawa”

Kaki-kaki berlumur lumpur..
Injak rumput yang tak lagi subur..
Kapan siram bersihkan noda..
Mungkin esok mungkin lusa..

Dosa-dosa serupa dusta..
Menghias indah lorong nista..

Bumi

BUMI

 

Terlalu lama bumi merintih

Mengeram sakit dan derita terabaikan

Ditindas peradaban yang selalu berdalih kemajuan

 

Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler