“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.
Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja
Dari seluruh jiwa yang terbang didepanku
Kau adalah satu-satunya yang ku mau
Merangkat didalam gelap dan membangunkan ku
Aku kala itu sedang tertidur, tertidur karna malu
menggeliat kuat meronta berteriak lantang pagi siang hingga malam banyak orang kaki-kaki melangkah bersambung tak terputus jauh dari sepi yang ada hanya ramai
Aku kini baru sadar bahwa ia bukan gadis mungilku yang dulu lagi, dulu ia selalu datang memelukku sehabis aku pulang kerja. masa masa itu telah berlalu siring gugurnya daun- daun jati yang meranggas.setiap kali aku menatap wajahnya aku seperti melihat bidadari. kini wajah itu mulai memudar seiring bergantinya musim, lama kelamaan wajah itu seperti .......wajah ibuku.
Komentar Terbaru