Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Karya Sastra

Kerinduan

Kudekap malam dalam terangnya purnama

Kuselimuti diri ini dengan kabut tebal

Kubakar badan ini dengan dengus napas yang membara

Kuteriakkan dengan desah

 

Sepiku

Sepiku

Dimanakah kau berada

Kumencarimu dikeramaian

Tak kudapatkan dirimu

Entah sampai kapan kuharus mencari

Tak tertahankan rasa ini

perpisahan

13 Februari 2011 jam 8:45

(Mengenang kisah lama; 2004 - 2005an.  Untuk Rosha Dewi)

 

Di bangku yang sudah menyaksikan banyak kisah tentang perpisahan,

kita duduk, dan menunggu jam keberangkatan bus travel

yang akan mengantar rindu ke mahligai kalbu

Untuk  meminang rasa dengan mahar cinta paling sempurna.

Senyum manis hatiku

Wajah nan ayu berbalut jilbab biru..
Lesung pipit percantik wajahmu..
Hidung mancung matamu sayu..
Tingkah sopan luhur budimu..

Aku terpana kala jumpa..
Aku terdiam kala bertatap mata..

imaji

dua tahun ini telah berlalu, semenjak ku menebus medium itu

tuntutan hobi lantas berujung sebuah mimpi besar mimpi dari tepian hati

 

waktu

Tak ada seindah waktu yang berlalu, yang mampu aku kenang dengan tawa atau tangis. banyak yang bilang gunakan waktu dengan sebaik - baiknya atau waktu adalah uang. waktu adalah kehidupan yang tanpa sengaja aku hitung dari detik awal hidupku hingga kini.

menjemput keindahan (menerobos gelap)

Dibalik awan yang mendung

Tersimpan langit yang cerah seindah biasanya

 

Dengarlah kawan,

Langkah kita yang maju

Melewati segala di depan

S A P A

Hai....

Kata itu yang ku dengar..

Mmbuat langkahku terhenti & terdiam..

Sementara mataku terpaku kedepan seakan tak percaya..

Siapa yang telah kudengar menyapa..

 

Kok diem..

Kalimat pertanyaan itu kembali kudengar..

Entah kenapa aku gugup hatiku bergetar..

Tak terasa tubuh ini tersandar..

putus

Aku bersulang, persembahan bagi cintaku yang seperti seorang seniman terusir dari imazinasinya sendiri.

KASUR KAPUK

14 September 2010 jam 23:46

 

Sayang, inilah kebenaranya; Aku bukan  tak ingin membelikan kasur empuk, tapi engkau seperti juga seorang anak yang lebih mendambakan dongeng daripada nyamanya tempat  bermimpi.

Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler