“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.
Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja
Sekuntum mawar
yang kau berikan padaku kutanamkan, kini
mekarnya semekar senyummu. Maka
biarkanlah aku menziarahi kubur hatimu yang kau makamkan tanpa batu nisan. Kita
Burung burung nazar menunggu sedari tadi, tidak bergeming oleh suara suara peluru yang sedang bersahutan.Kadang para ketua saling memberi isyarat akan waktunya makan bangkai dan minum darah yang sudah menjadi nanah.Sementara yang lainnya berputar putar sambil melirik pada mangsa di depan,Awas dan ketakutan akan tidak terjatah.
"Kenapa kau berikan pasir ini kepada ku ? Tidak perlu..kamu gunakan sendiri saja buat melempar matanya, agar dia buta tak bisa melihat.agar dengan begitu dia akan sadar, siapa dirinya."
"Kenapa ..kenapa dia selalu kasar setiap memberikan basah ..basah dan basah...pasir dan pasir lagi...TIDAAAKKKKK.... Dasar Iblis dan Setan ..Keparat kalian..."
Komentar Terbaru