Sepasang tua renta datang tergopoh-gopoh di sepertiga malam. Sang kakek menenteng sepeda tua, setua umur mereka.
Rambutmu yang terurai mengelombang
Tersisa sekian helai putih memucat
Sepenuh tangan ayah mencabuti resah
Alis matamu yang berjejer menyemut
Kursi-kursi warung kopi telah memanggil kau dan aku
Kota kita akan menikah di desa
Kata-kata yang bercinta di kepala kita
Menari-nari dengan usia
Roda-Roda Harapan
Aku telah melihat segalanya
Oramg-orang yang berputar dengan roda harapan masing-masing
Teman kita tinggal di buku, membaca sajak-sajak jejak dosenku. Di atas mimbar mereka membaca, keresahan penyair yang tak menemukan pena.
Yogya2017
Bagaimana nasibku kelak? Jika malam telah tiada dalam cangkir kopiku
Bagaimana nasibku kelak? Jika kata-kataku tidak mampu lagi kukalimatkan
Di malam nanti aku akan menemuimu di teratai putih
Sambil berenang dan berkelahi dengan ombak kekusaan yang takpernah surut
Namamu terpahat dalam udara
menghembus nyanyian jiwa
tertangkup dalam rahasia
menguncup menjadi lara
jogja2017
Komentar Terbaru