Skip to Content

# puisi #sastra #nohanwij #poem #poetry

Bianglala di Angkringan

Sepasang tua renta datang tergopoh-gopoh di sepertiga malam. Sang kakek menenteng sepeda tua, setua umur mereka.

Ada lalai menjaga ibu

Rambutmu  yang terurai  mengelombang

Tersisa  sekian helai putih memucat

Sepenuh tangan ayah mencabuti resah

Alis matamu yang berjejer  menyemut

Kita Tidur Di Buku

Kursi-kursi  warung kopi telah memanggil kau dan aku

Kota dan Kata

Kota kita akan menikah di desa

Kata-kata yang bercinta di kepala kita

Menari-nari dengan usia

 

Kota kita akan menikah di desa

Roda-Roda Harapan

Roda-Roda Harapan

 

Aku telah melihat segalanya

Oramg-orang yang berputar dengan roda harapan masing-masing

Kenanglah

Teman kita tinggal di buku, membaca sajak-sajak jejak dosenku. Di atas mimbar mereka membaca, keresahan penyair yang tak menemukan pena.

 

Yogya2017

ah, aku khawatir sekaliiii...

Bagaimana nasibku kelak? Jika malam telah tiada dalam cangkir kopiku

Bagaimana nasibku kelak? Jika kata-kataku tidak mampu lagi kukalimatkan

Pertemuan yang tercatat di Lauhul Mahfud

Di malam nanti aku akan menemuimu di teratai putih

Sambil berenang dan berkelahi dengan ombak kekusaan yang takpernah surut

Terkuncup

Namamu terpahat dalam udara

menghembus nyanyian jiwa

tertangkup dalam rahasia

menguncup menjadi lara

 

jogja2017 

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler