Skip to Content

# puisi

Hiduplah Dalam Puisiku

Aku ingin memindahkan kau

Ke dalam puisiku

Bersama sungai

Yang tak tercemar kata-kata

Tanpa asap pabrik

Tanpa bau pasar

Tanpa galian tambang

Di temaram bayang-bayang

Dalam gamang

(saya berkata pada bayang-bayang)

Kita menjumpai bulan tua di emperan

Ketika seluruh tubuh rebah

 

Dar Der Dor

Dar...

sirah ngajedak neunggar pilar

bancunur balas diadu

 

Dér...

ngageder adu rényom

ngagedur mun teu diberung

 

Sebatang Lilin Kecil di Meja Baca

Aku yang sedang duduk mengantri sepi

harusnya tak seperti diksi yang bersaksi

dibalik mekarnya kuntum

yang sedang terombang-ambing di ruang rindu

Mati Benih

Semuanya menggebu di awal mula

Ingin rasanya terbang dengan kecepatan maksimal

Ingin sayap menerjang semua halangan dan rintangan yang ada pada diri raja alam

Yang Kesepian

kegilaan zaman

………………………………………………………………………

Di tengah kegilaan zaman.

Hiruk pikuk bendera organisasi.

Tak ada kebenaran semu yang tertandingi.

Semua menjadi kabut-kabut ilusi.

PENASARAN POLITIKUS SIALAN

Kala COVID-19 melanda mencengkam warga

kalian masih mengatur langkah lacur adu domba

bicara politik tikam menikam pagi petang siang malam

CELAKA

Celaka

Pura-pura aku dipuja

Layaknya benda berharga tak bernyawa

Karena mata-mata itu melihatku berbeda

Hmmmmmm

Ya, aku lahir dari putrakrama yadnya

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler