Kubesuk kediamanmu
dengan pakaian putih-putih
lalu kaupun timbul, gemerlapan
dalam baju pengantin
masing-masing kita memendam debar
Gadis-gadis berpredikat manja
dan tidak berdaya
bergelantungan di lengan-lengan kuatnya
termakan manisan dan buaian
"Tuan !" hardiknya,
Telah kulinting namamu
bertajuk-tajuk, bagai doa tanpa jeda
yang diisyaratkan seorang rahib
Nona ! desaknya,
Rembulan ikhlas
melukis indah
Wajah malam
Pulang sejenak
Menyusur relung
Mengetuk pintu
Melapang rasa
Kobar api cinta
Izinkan aku sendiri dalam sunyi Mega terpanca pesona malam Alangkah meriuhnya segenap dada
Aku masih belum mengerti Kesenyawaan rasa dalam sanggul sanubari Usang kepalang kurasa dini
Gelap hati siapa kira Menahan luka yang telah menganga Mulut sembilu tiada bahasa Hawa cinta tertelan nestapa
Aduh… Mengapa pula engkau enggan menyapa Kala nyatanya cinta ingin menannya
Terkadang lupa katanya Tapi lebih banyak lupa daripada ingat Apalagi saat gembira
Bulan Mulia Ramadhan
dikotori oleh kisruh pemilu
pengumuman KPU sebelum sahur
tak membuka hati pendukung Nol Dua
menerima hasil pengumuman
Puisi-Puisi Edy Soge Ef Er*
DI KESUNYIAN ABAD INI
Di kesunyian abad ini
Aku belajar lebih tekun
Untuk berdamai dengan diri
PINUS
pada ladang embun hijau
dingin berkeriapan
dan di dadanya yang lapang
Komentar Terbaru