Skip to Content

bangts

“merah darah”

saat darah berdarah darahku naik, darah bagaimana tak naik darah bulan memerah merah datang berdarah kepala jadi berlumur darah… berdarah hanya bisa marah

“Saat menjelang nafas”

kau kangkangi mulutku langit-langit tersumbat hitam kugapai saat gelap irama  tak mampu mendecak   *   kala senyumku kecil menengadah rintih desir disana tercibir tawa gelak  menggeliat terbengkalai bergelimpangan penat

Persetubuhan

rumpun hijau masih belia dihempas angin nikmati tarian pucuk daun seperma memancar bersama sepoi tak tertahan benih betina mengandung isi silang menyilang janin hingga terlahir saat  gegap ani

"Bedebah"

ranjang lumut bedebah gentayangan altar persembahan batang-batang menjalang menyergap tatapan mata haus jiwa yang rana ujung sangkur menghujam aroma mulut rahim   * kemarin, ini lagi dan esok bedebah meliukkan pinggang gemulai memagut jemari pijar matahari tak pernah menerik pagi hingga senja usainya, melenggang menggantang mangsa bagai roda tak pernah hendak lama di bawah telanjang gelinjang dahaga terimpaskan menyumbat kerongkongan kering dari siul bedebah

“Kalau ada siapa yang harus dibunuh?“

Kalau ada siapa yang harus dibunuh? iri, dengki, dalam hati ini dan… Kalau boleh siapa yang harus membunuh?

Matahari dan Bulan Sampaikan Pesan ini

matahari sampaikan pada sampah dan selokan

bukan kepada tsunami apalagi pada gempa

dan juga bukan kepada lahar dingin

jasad bergelipangan tak kenali wajah

isak memenuhi lumpur pencarian

 

bulan sampaikan pada coberan dan hutan

bukan karena teriakkan maupun tangisan

jasad hilang, nama hanya terpampang

rumah-rumah terapung dihempas bah

kepantai berlabuh bangkai rumah dan mayat

kebaikkan tak sanggup lagi melawan

sanak keluarga dan kerabat harus kehilangan

harta yang dimiliki bahkan nyawa

 

sampah kenapa diam, selokan berbicaralah

comberan jangan membisu sekejam hutan

 

tanah ini kemarin masih segar dan ramah

hanya keangkuhan nyawa tak terhiraukan

tak sanggup memendung amarah biadab

kebrutalan  melanda mengirim bencana

 

 

Tukang Jualan Baloon

Kanabar Sabiti, 17 Mei 2011

Ilmu dan Harta

selain menunggu saat kematian tiba apa dicari di dunia fana ini ilmu… dibagikan kan bertabah manfaat   atau,   harta… dibagikan kan berkurang melarat

maling

aku maling teriak maling aku teriak maling karna kau maling

 

khusus buat sahabatku GeBe

Curian-Cur

maling lubang siang

teriak menyobek gelap

lolong nyayian topeng

.

pesona suapan hari

tertebar hingga lereng

jengah bosan menjadi

kekehan bocah ingusan

.

redam merdu gagu bisu

basah, resah, dan gerah
menyelimuti kaca mata malam
mengurai karbit yang menjadi seruji kelam

Ya Sudahlah…, Sudahlah Ya.

kau sebut aku setan

ya, sudahlah…

 

kau katakan aku pendusta

ya, sudahlah…

 

kau anggap aku pembohong

ya, sudahlah…

 

kau anggap aku bedebah

ya, sudahlah…

 

kau anggap aku tak seperti kau

ya, sudahlah…

 

kau anggap kau tak seperti aku

ya, sudahlah…

 

kau anggap kau tak seperti kau

dasar laknat!!!

 

sudahlah,

ya.

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler