Skip to Content

Chairil Anwar

Biografi, kumpulan artikel, dan kumpulan puisi Chairil Anwar.

SUARA MALAM

Dunia badai dan topan -
Manusia mengingatkan: “Kebakaran di Hutan”
Jadi ke mana
Untuk damai dan reda?
Mati.
Barang kali ini diam kaku saja

HUKUM

Saban sore ia lalu depan rumahku
Dalam baju tebal abu-abu

Seorang jerih memikul. Banyak menangkis pukul.

Bungkuk jalannya – Lesu
Pucat mukanya – Lesu

TAMAN

Taman punya kita berdua
tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan lain dalamnya.
Bagi kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna

KUPU MALAM DAN BINIKU

Sambil berselisih lalu
mengebu debu.

Kupercepat langkah. Tak noleh ke belakang
Ngeri ini luka-terbuka sekali lagi terpandang

Barah ternganga

KESABARAN

Aku tak bisa tidur
Orang ngomong, anjing nggonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Dihantam suara bertalu-talu
Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak berbicara

PERHITUNGAN

Banyak gores belum terputus saja
Satu rumah kecil putih dengan lampu merah muda
caya

Langit bersih-cerah dan purnama raya…
Sudah itu tempatku tak tentu di mana.

KENANGAN

untuk Karinah Moordjono

Kadang
Di antara jeriji itu-itu saja
Mereksmi memberi warna
Benda usang dilupa

LAGU SIUL

Laron pada mati
Terbakar di sumbu lampu
Aku juga menemu
Ajal di cerlang caya matamu
Heran! ini badan yang selama berjaga
Habis hangus di api matamu

SEBUAH KAMAR

Sebuah jendela menyerahkan kamar ini
pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam
mau lebih banyak tahu.
“Sudah lima anak bernyawa di sini,
Aku salah satu!”

KEPADA PELUKIS AFFANDI

Kalau, ‘ku habis-habis kata, tidak lagi
berani memasuki rumah sendiri, berdiri
di ambang penuh kupak,

adalah karena kesementaran segala

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler